Sekedar Kamu tahu, di dalam hatiKu ini selalu ada angin yang bertiup menujuMu. Walau kadang hanya berbisik, seperti yang Kulakukan tatkala mendekapMu di dalam khusyukKu.

Sekedar Kamu tahu bahwa di dalam hatiKu sering Kurindukan kemesraan ketika sujud-sujudKu meluruhkan gumpalan dosa dan kekejian. Namun lantaran Aku selalu  khawatir bahwa segala dosa dan kekejian itu hanya akan membebani pundakMu, maka Aku hanya diam menahan hasrat yang selalu membahana ini.

Seperti yang selalu Kulakukan dikala rindu menyengat sampai ke kedalaman jiwa, dikala hausKu menjadi puncak keinginan untuk menjilati lekuk tubuhMu.

ParasMu, seberapapun jauh, Aku selalu berharap ada disini menghiasi setiap malam tanpa tidurKu, mengisi kekosongan rongga dadaKu, serta mewarnai langit-langit cintaKu.

Kelak akan Kusibakkan pula layarMu dan mendapati geloraKu kembali mendidih, membumbung tinggi dengan buih-buih putih. Di saat itu Kuraih dengan jemariKu sendiri kedua lengan putih mulusMu, sehingga kecupan kemesraanpun tak hanya sekali melumatkan ranum bibirMu.

Tak sadarkah bahwa kepolosanMu sering menggodaKu? Maka sering pula Kubiarkan anganKu meraba-raba ke balik tabirMu, menyusuri setiap lekuk sukmaMu untuk sekedar memuaskan penasaranKu.

Ya. Hanya anganKu sajalah yang mampu mendesah bersamaMu. Sebab hanya desah sesunyi malam pulalah satu-satunya kidung yang bisa Aku senandungkan demi dzikir-dzikirKu bagiMu. Hanya anganKu yang selalu menyatu dalam persetubuhan denganMu. Sebagaimana hampa, Aku selalu menggapai orgasme layaknya percikan ombak di tepian pantai.

***

Walau akhirnya Aku hanya akan kembali bertani. Bercocok tanam di atas kebunKu yang gersang sambil bersetubuh dengan harapan.

0 komentar: