Jaman sudah berubah total. Apalagi sejak adanya VUCA* sekarang ini, yang namanya hubungan itu sangat penting. Hubungan bisa berupa koneksi maupun interkoneksi. Hubungan melibatkan dua atau lebih subyek, antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. 

Subyek disini bisa bermacam-macam. Bisa sesuatu yang konkret maupun abstrak, benda mati ataupun hidup, nyata ataupun maya, gaib maupun kasat mata. Koneksinya pun bisa bermacam-macam contohnya. Bisa berupa koneksi internet, hubungan interpersonal, hubungan antar disiplin ilmu, antara pikiran dan perasaan, hubungan dari hati ke hati, termasuk juga hubungan antara masa lalu, masa sekarang dan masa depan. 

Bahkan di dalam sebuah subyek individu, hubungan antara otak kiri dengan otak kanan juga menjadi penting karena dianggap berpengaruh dalam tingkatan kompetensi seseorang. 

Hubungan kian penting, sehingga tanpa hubungan itu sebuah subyek akan menjadi kurang optimal, bahkan “tak berguna” dalam capaian tujuan tertentu. Ketika terjadi koneksi internet yang tidak optimal, seseorang bisa marah-marah karenanya. Keresahan inilah manifestasi dari sebuah kerinduan. Ketika hubungan interpersonal tidak bisa berjalan dengan baik, maka disini juga bisa terlahir sebuah keresahan berupa kerinduan. 

Jadi jelas bahwa kerinduan adalah tidak hadirnya konektivitas yang optimal antara dua subyek atau lebih. Subyek yang merasakan kerinduan adalah subyek perindu. Subyek perindu merindukan subyek yang dirindukan. Subyek perindu merupakan subyek emosional atau intelektual yang mengalami keresahan akibat tidak hadirnya konektivitas yang optimal terhadap subyek yang dirindukan. Ketidakhadiran ini bisa diartikan sebagai salah satu bentuk kesunyian.

Keresahan rindu ini bisa berbeda derajadnya. Bisa dalam ambang batas toleransi, bisa juga kalau sudah memuncak menjadi badai emosi yang menimbulkan prahara dalam batinnya. 

*VUCA = Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity, menggambarkan lingkungan (bisnis) yang makin bergejolak, kompleks dan bertambahnya ketidakpastian.