Tampilkan postingan dengan label digital lifestyle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label digital lifestyle. Tampilkan semua postingan

Teknologi kecerdasan buatan (AI) merujuk pada kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan manusia. Penerapan AI menyebar ke berbagai bidang. Misalkan di bidang kesehatan, AI telah memainkan peran penting dalam dunia medis dan kesehatan pencegahan melalui berbagai cara, terutama dalam hal. Diagnosis medis untuk menjadi lebih cepat dan akurat, untuk perawatan personal, maupun pengembangan obat. Berikut ini beberapa peran dalam bidang kesehatan: 

Diagnostik yang Akurat: AI dapat menganalisis data medis seperti gambar hasil pencitraan (misalnya, MRI, CT scan, dan X-ray) untuk mendeteksi penyakit atau kondisi medis dengan tingkat akurasi yang tinggi, membantu dalam diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.

Pemantauan Pasien: Sistem AI dapat memantau parameter vital pasien secara real-time, membantu dalam deteksi dini perubahan kondisi yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan, seperti deteksi dini penyakit jantung atau gangguan pernapasan.

Prediksi Penyakit: Dengan menganalisis data medis dan riwayat kesehatan, AI dapat memprediksi risiko individu terhadap berbagai penyakit atau kondisi medis tertentu. Hal ini memungkinkan upaya pencegahan lebih efektif, seperti saran gaya hidup yang lebih sehat atau intervensi medis lebih awal.

Pengembangan Obat: AI dapat mempercepat proses pengembangan obat dengan menganalisis data molekuler dan genetik, membantu dalam identifikasi molekul-molekul yang potensial untuk pengembangan obat baru atau terapi yang lebih efektif.

Halo, Bruce? Apa kabar? Lama gak jumpa nih, Bruce. Kamu terlalu sibuk, akupun sibuk. Jadi belakangan ini kita jadi jarang ketemu. Walaupun tekhnologi 4G saat ini sudah memungkinkan kita kontak-kontakan jarak jauh, tetap saja waktuku dan waktumu tidak pernah menyatu. Ada banyak yang akan kuceritakan, Bruce. Tentang kondisi nasional dan global saat ini. Aku hanya berharap kita punya satu pemahaman agar kita tidak berantem seperti mereka-mereka yang suka nyinyir-nyinyiran di dunia maya itu.

Lihatlah, Bruce! Dunia sudah beralih ke vlogging, sehingga blogging sudah hampir tak terjamah lagi. Paket-paket internet yang ada sekarang lebih banyak habis buat nonton konten video di Youtube, mengunggah video tiktok, serta layanan streaming video lainnya. Kemudian provider-provider seluler pun menawarkan paket-paket yang juga lebih hemat kalau digunakan untuk streaming, sementara paket untuk browsing sudah sangat terbatas.

Dengan begitu apakah dunia blogging akan segera hilang terdisrupsi? Rasanya tidak. Tapi ya entahlah, kita lihat saja ke mana arah dunia mentrendingkan dirinya. Yang jelas sayapun merasa ikut lesu, tidak semangat lagi buat nulis. Tapi karena masih tersisa niat yang dulu pernah bulat, saya harus terus menulis. Entah apa nanti ada manfaatnya, tidak tahu juga. Karena tidak tahu juga ke mana arah topik yang enak buat dibahas belakangan ini.

Oke, sayapun membuka gadget dan mulai mengetik. Topiknya apa? Nanti akan datang sendiri. Itulah jurus pemaksaan diri untuk bisa menghasilkan ketikan buat mengupdate konten supaya tidak bolong. Pastinya saya tidak akan membahas masalah politik. Walaupun saat-saat sekarang ini segala urusan yang berbau politik semakin seru dibahas di media sosial. Bahkan segala sesuatu yang sedianya tidak ada bau-bau politiknya pun dipolitisir juga.

Mbak Maya mungkin dulunya hanya teman SMA atau seorang selebriti lokal, tapi sekarang mendunia. Dunia maya makin merajalela sebagai pertanda makin canggihnya jaman. Semua serba maya, serba virtual, serba elektronik, paperless, wireless, timeless atau apalah. Dulunya kita hanya mengenal e-mail sebagai surat elektronik (surel), sekarang hampir semua hal di-elektronik-kan. Mulai dari e-KTP, e-money, e-wallet, e-ticket, bahkan e-sport!

Walaupun saat ini masih belum sepenuhnya maya seperti halnya e-mail, beberapa masih dibantu dengan benda kasat mata berupa kartu. Maklum, lah. Masih belum banyak yang bisa percaya sepenuhnya terhadap hal-hal yang tidak tampak. Masih banyak yang belum bisa percaya bahwa alam gaib itu ada. Tak ada bedanya dengan takhayul, ngibul! Ah, itu kan dunia lain?

Bagi orang yang lahir di jaman "primitif" seperti saya, kemudian hidup di rentang perkembangan tekhnologi pesat, saya bisa melihat sebuah revolusi tekhnologi yang luar biasa. Saya harus takjub dengan semua ini. Manusia memang ciptaan Tuhan yang luar biasa, yang hasil karyanya bisa seperti ini. Walaupun tidak semua manusia luar biasa juga sih.

Sayapun punya bayangan di satu titik permulaan dari semua ini. Ya, semua ini gara-gara penemuan semikonduktor. Mulai dari semikonduktor sederhana yang kemudian seiring jaman terus dikembangkan semakin canggih menjadi suatu prosesor yang mengolah dan menyimpan data besar berkat kolaborasi umat manusia di seluruh penjuru dunia. Mungkin anak-anak yang lahir di jaman yang agak kemudian, tidak begitu paham apa hubungannya semikonduktor dengan dunia maya.

Ubun-ubunku tiba-tiba berdenyut. Rasanya jantungku baru saja pindah di kepala. Tetapi dengan sedikit nyeri. Seperti biasa, kalau sakit kepala mulai melanda tandanya bisa karena kekurangan cairan atau telat makan. Tekanan darah menurun. Kalau tidak, ya kurang tidur, kurang darah, kurang ajar, ..., eh....

Sebelum sesuatu yang buruk terjadi, sebelum nyeri di kepala yang samar-samar berubah menjadi tension headache yang menyiksa, aku memesan segelas teh hangat untuk menyamankan diri. Mojok di sebuah kafetaria bandara yang agak jauh dari hiruk-pikuk para calon penumpang yang berseliweran.

Kubuka JOOX dari ponpinku, lalu kupilih nada-nada relaksasi untuk aku streamingkan ke dalam kedua liang telingaku. Memejamkan mata, lalu mulailah aku berangan-angan....

Tibalah aku di jaman ini. Saat aku sudah berhenti lama dari kegiatan berburu MP3. Mulai dari mendapatkan tautan untuk mengunduhnya sampai dengan mengkonversinya dari sebuah video di Youtube. Jaman sekarang musik hanya perlu dinikmati, tidak perlu didownload. Dengan aplikasi seperti JOOX atau Spotify, kita bisa menikmati berbagai musik, mulai dari musik yang populer saat kita belum lahir sampai musik jaman now, tersedia semua.

Begitu juga dengan film. Tidak lagi perlu membeli keping VCD, DVD atau Bluray untuk bisa menikmatinya. Tinggal buka HOOQ, Netflix, Iflix, dan sebagainya. Tidak perlu membeli hardrive berukuran tera-teraan untuk mengkoleksi file film dan musik. Pasalnya juga semakin besar kapasitas hardrive, semakin mahal pula harganya. Belum lagi umurnya yang cenderung pendek, gampang rusak oleh usia atau oleh karena benturan-benturan saat dibawa ke mana-mana.

Bahkan sekarang alat-alat pemutar musik dan video juga tersedia tidak hanya untuk perangkat mobile saja. Ada beberapa alat streaming media player yang juga bisa terkoneksi internet, baik melalui jaringan kabel maupun Wi-Fi untuk menyuguhkan musik-musik pilihan di rumah. Tentunya player ini akan dihubungkan dulu dengan sistem suara yang akan menghasilkan musik dengan kualitas tertinggi yang bisa dihasilkan.

Menjengkelkan sekali jika di hari gini kita masih saja menemui masalah ini. Lebih menjengkelkan lagi apabila kita tidak bisa berbuat apa-apa selain memformatnya dan kehilangan data penting. Tidak tahu sebab musababnya tahu-tahu kita dihadapkan pada sehampar layar yang menampakkan eror di kartu memori dan secara refleks kita menyentuh tombol format karena memang tidak ada pilihan lain.

Berharap data yang kita miiki akan baik-baik saja namun tak jarang hal tersebut membuat kita kehilangan kenangan berupa koleksi foto/video pribadi, bahkan hasil karya kita berupa gambar, foto, tulisan buku, makalah atau karya ilmiah yang sangat penting bagi kita. Serasa tak percaya semua hilang begitu saja menjadi lembaran kosong melompong dan kita harus memulai semuanya kembali dari nol. Serasa pingin membanting laptop/tablet/gadget kita saat itu juga. Biar sekalian musnah bersama harapan hampa.... ceile....

Tenang....
Sebenarnya itu masalah yang mudah sekali penyelesaiannya. Saya beruntung karena sempat belajar komputer dari dasar. Mungkin generasi sekarang tidak banyak yang tahu hal ini. Tetapi generasi yang pernah belajar komputer di tahun 90-an, akan mengenal apa yang disebut dengan DOS (Disk Operating System). Sebuah sistem sederhana yang lahir jauh sebelum lahirnya Windows dan Sistem Operasi atau OS-OS lainnya.

Waktu itu saya masih duduk di SMA yang belajar ekstrakuriuler komputer. Disitu kita tahu mengapa disk baru (Floppy Disk atau Diskette-alat penyimpan file jauh sebelum lahirnya flash disk dan kartu-kartu memori) harus diformat dulu sebelum dipakai. Belakangan saat kita beli disk baru sudah dalam kondisi terformat. Saat ini kita sudah benar-benar melupakan perintah format disk karena hampir tidak diperlukan lagi.

Sekarang bahkan kita sudah melupakan semua fungsi DOS itu karena terlena dengan kemudahan yang diberikan oleh OS baru, baik Windows, Android, maupun Mac/iOS. Padahal permasalahan Disk rusak, baik itu harddisk, flash disk, SD Card, Micro SD, itu memerlukan pemahaman mendasar untuk mengatasinya. Ironisnya, hal-hal mendasar itu malah tidak diakomodir dalam kecanggihan software baru sekarang ini, terlebih Android yang secara luas digunakan orang di perangkat mobile-nya. Sedangkan kerusakan seperti ini masih saja bisa terjadi di era Android Nougat sekarang ini. Jadi kita harus kembali ke DOS, yang untungnya masih difasilitasi oleh Windows melalui perintah cmd (Command) yang kita bisa jalankan di menu Run (Tekan tombol Windows+R).

Sahabatku yang seksi dan yang seksi sekali, sampai saat ini yang namanya penipuan dan modus-modus kejahatan tidak akan pernah habis. Adakalanya modus lama yang sudah tidak populer lagi alias "ketinggalan jaman" lantaran banyak orang yang tahu, suatu ketika akan muncul kembali di saat orang sudah banyak yang melupakannya. Terlebih dalam dunia tekhnologi informasi. Kalau kita tidak meng-update pengetahuan, adanya modus baru mungkin tidak akan kita kenali sebagai sebuah modus penipuan. Bisa saja dengan mudah kita akan terperangkap ke dalamnya. Selalu saja urusannya sama duit.

Hari itu Minggu yang dingin di bulan puasa. Waktu masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Sambil menunggu kedatangan Go-Car, saya mengisi waktu dengan mengunyah makanan sahur. Posisi saya saat itu di Jakarta habis menyelesaikan beberapa urusan, saya hendak menuju bandara Soekarno-Hatta untuk penerbangan pagi-pagi sekali. Tak berapa lama datanglah mobil yang kupesan untuk mengantar ke bandara.

Entah bagaimana memulainya, pak sopir yang duduk di sebelah saya tiba-tiba curhat tentang saudaranya yang baru saja kena tipu. Kartu kreditnya kebobolan! Sudah lapor ke polisi, sudah telpon ke Bank segala macem, tapi belum bisa diselesaikan. Dia sendiri yang ikut mengurus ke sana ke mari, tidak ada hasil. Padahal saudaranya itu jarang menggunakan kartu kreditnya. Tiba-tiba saja dia mendapatkan total tagihan sekitar sepuluh juta, tidak jelas tagihan apa saja.

Dunia memang tak lagi selebar daun kelor. Hanya lebih luas sedikit, yaitu seluas persegi panjang dengan diagonal 5 inchi. Layar LCD yang saat ini digunakan di banyak ponsel pintar luasnya sekitar segitu. Mungkin ukuran yang sudah dianggap paling efektif saat ini. Walaupun variasi luas dan rasio panjang:lebar layar banyak variasinya, tetapi yang banyak beredar dan digunakan yang rasionya 9:16 dan diameternya mendekati 5 inchi.

Bagi saya sendiri, ukuran dan rasio segitu sudah pas banget. Kalau ada yang lebih kecil, saya justru merasa kurang. Sebaliknya kalau lebih lebar, saya menganggap berlebihan. Kalau memang perlu yang lebar, sekalian saya gunakan tablet yang diagonal layarnya 10 inchi. Ini sudah mendekati layar suatu netbook atau laptop kecil. Hanya saja resolusi tablet biasanya lebih bagus. Untuk membaca dan mengetik dengan ukuran font kecil-kecil masih terbaca dengan baik.

Walaupun pengembangan ke depan mungkin suatu tekhnologi akan mengupayakan kerapatan piksel yang lebih kecil lagi, tapi bagi saya saat ini hal itu mugkin kurang begitu penting. Lebih baik mereka memperbaiki hasil jepretan kamera ponsel saja. Saat ini sebuah ponsel dengan tingkatan harga menengah ke atas masih belum semua memiliki hasil jepretan kamera yang bagus. Walaupun beberapa ponsel mahal dengan hasil jepretan kamera tetap mengecewakan itu biasanya menawarkan keunggulan lain, misalnya keamanan yang lebih baik. Keamanan memang perlu, tetapi fitur kamera pada ponsel lebih banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Bulan ke-7 dan bulan ke-10 tahun ini merupakan bulan paling muram bagi masyarakat Jayapura dan sekitarnya dalam hal koneksi Internet. Pada bulan Juli 2016 sempat terjadi putus koneksi sampai sekitar seminggu, baik internet seluler maupun yang melalui saluran telepon. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2016 hal itu terulang lagi sampai dengan 11 November 2016. Hampir sebulan warga Jayapura mengalami kesunyian maya. Bahkan rencananya perbaikan kabel bawah laut itu direncanakan sebulan penuh, sehingga baru bisa nyambung lagi tanggal 18 November 2016. Kalaupun ada koneksi dikit-dikit itu cuma back-up koneksi via satelit yang tidak begitu membantu.

Dengan kondisi seperti itu seluruh pesan WhatsApp (WA) baru masuk pada pukul 02.00 WIT. Ucapan “Selamat pagi!” di hampir semua grup WA sampai dengan “Selamat malam, selamat istirahat semuanya!” masuk secara serentak berurutan pada pukul 02.00 dini hari itu. Itupun hanya sebentar, karena pukul 03.00 ke atas aplikasi chatting itu “sudah tidak bisa dipakai lagi”.

Yang masih bisa menolong adalah aplikasi bernama Telegram. Entah mengapa hanya Telegram saja yang masih tang, ting, tung, sepanjang hari sepanjang malam. Hal ini karena seluruh aktivitas komunikasi kantor menggunakan Telegram. Sedangkan WA, BBM, Facebook, Instagram dan kawan-kawan sama sekali tidak berkutik. Apalagi yang namanya browser itu sama sekali mampet... pet... pet... pet...!

Mungkin saya termasuk golongannya orang-orang usil, (jangan bilang saya porno, karena itu sudah pasti, hehe...) sehingga itulah mengapa hari ini saya kecewa lagi. Begitu beruntunnya saya menemui ujian demi ujian, kaitannya dengan hobi ngeblog ini. Setelah menemukan bahwa pusaran batin saya tidak berfungsi dan kemudian saya berhasil memperbaikinya, ternyata masih ada ujian lagi yang tidak kalah beratnya.

O...lala baby... Would you believe this?

Mungkin beginilah tantangan yang harus dihadapi. Cuman blog mainan saja begini beratnya cobaan yang menerpa, apalagi kalau blognya milik professional blogger gitu ya?

Saya kecewa kenapa, coba? Ada yang tahu, nggak? Ada semacam disabilitas baru dalam dunia maya di Indonesia. Ada hal yang sebenarnya menurut saya terlalu indah untuk diblokir.

Ini berkenaan dengan fitur ini saya pasang di bagian bawah blog, fungsinya mencari file musik, khusus format .mp3. Kini fitur itu sudah selayaknya dinonaktifkan saja. Karena sudah tidak berfungsi lagi, lantaran server proxy yang berada di balik fitur ini telah diblokir oleh penyedia jasa Internet.

Enam pertanyaan tersebut diurutkan sedemikian rupa, agar membentuk serangkaian pertanyaan analitik dalam mengerjakan sesuatu. Lantas apa hubungannya dengan gambar di sebelah? Nggak ada hubungan. Lho? Kok nggak ada? Ya suka-suka gue, tulisan ini 'kan tulisan gue. Hehehee.

Sejujurnya, makin hari makin ngaco saja deh tulisan di blog saya ini. Habisnya, saya nggak hobi nulis sih. Hobinya kan ngeblog! Jadi ya pengen punya blog saja, sudah. Memang betul, sih, tinggal diupdate! Lha, updatingnya ini yang susah. Nggak setiap saat ide bisa muncul. Padahal saya tuh slalu berharap yang namanya ide itu bisa langsung nongol didepan hidung saya, gitu. Jadi tinggal diketik, trus diunggah.

Tapi kenyataan kan nggak bisa seperti itu? Jadi kemampuan saya memunculkan ide itulah yang dari dulu hingga kini tidak berubah, alias blank terus. Padahal ide itu banyak, bertebaran di mana-mana. Tapi yang mau nempel di jidat ini ternyata nggak selalu ada. Akhirnya, daripada cuman kehampaan yang saya upload setiap hari, maka harus kurelakan blog saya ini menjadi semacam gado-gado dari negri antah berantah.

Maaf lama nggak menyapa kawan,
dan engkaupun mungkin 'dah tahu mengapa.

Seperti yang engkau katakan,

Kehidupan kita lima atau sepuluh tahun yang akan datang (bahkan kehidupan setelah mati) sangat ditentukan oleh 'Referensi', yaitu buku yang kita baca, acara yang kita saksikan, dan orang-orang yang kita temui. Untuk itu, jangan salah memilih buku, acara yang anda saksikan, serta memilih sahabat anda.

Pilihan Anda akan suatu referensi memiliki pengaruh yang paling besar terhadap keberhasilan Anda dibandingkan dengan hal-hal yang lain.

Aku hanya orang yang ingin menjadi baik, maka harus aku hindari referensi yang menjauhkan dari kebaikan. Walaupun aku belum tahu apakah aku telah melakukannya atau belum.

Mungkin saat ini kamu masih sempat melihat "Pusaran Batin" saya di Sidebar sebelah kanan ini. Tampilannya kalau belum berubah seperti gambar berikut di sebelah kiri. Bagi pengguna iOS memang tidak pernah bisa melihatnya. Bagi pengguna Android atau Windows masih bisa.

Kemarin Pusaran Batin itu tidak kelihatan, hanya judul saja, trus di bawahnya putih kosong belaka. Padahal seharusnya ada tulisan berputar pada waktu ada pointer mouse yang didekatkan ke area Pusaran Batin itu. Tulisan itu berisikan kategori-kategori yang saya cantumkan di setiap postingan. Saya juga baru memasangnya sekitar awal tahun 2012 ini. Padahal Fitur itu sudah dikembangkan sejak sebelum tahun 2008. Ketinggalan banget yah?

Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi karena fitur ini tidak lagi dikembangkan oleh sang penemu, yaitu Mas Roy Tanck. Adapun beberapa alasannya diungkapankan dalam salah satu postingan di blognya: I’ll no longer be developing WP-Cumulus beberapa hari lalu. Sayapun sempat putus asa. Kiamat sudah, Pusaran Batin ini. Tidak akan ada pusaran yang indah lagi, apalagi yang seksi!

Klik di gambar ini untuk melihat video di YouTube
Saya juga punya hobi satu lagi. Hobi saya ternyata banyak. Hobinya aneh-aneh. Salah satu hobi yang belum pernah tersalurkan adalah: mancing. Sepanjang hayat, kalau dihitung saya hanya beberapa kali saja melakukan aktivitas yang disebut memancing ini. Padahal suka banget. Mungkin karena perlu waktu khusus, jadi selama ini ya memang tidak sempat. Dibutuhkan waktu yang benar-benar longgar dan tenang. Karena memancing itu mesti dilakukan dengan persiapan khusus, dilakukan dengan penuh kesabaran dan belum tentu langsung dapat ikan.

Yah, ingat mancing jadi ingat betapa lama saya tidak menikmati kehidupan di alam terbuka. Menghirup udara bebas di alam yang masih hijau segar, atau menghirup angin pantai yang sejuk dengan rinaian ombak dan tempias air laut. Juga gemericik air yang mengair, yang sebagian jatuh di grojogan kecil atau pancuran alam. Huu... Jadi rindu deh.

Selama ini kebanyakan cuma ngantor dari pagi sampai lewat jam pulang. Di luar itu cuman main di mol, nongkrong di tempat makan, sampai di rumah tidur lagi. Kalaupun ada waktu senggang seperti ini paling-paling ya buka-buka internet, masuk ke kehidupan maya, atau kalau nggak ya download lagu, ngeblog, ngutak-atik gambar, video, musik, pokoknya nggak jauh-jauh dari berhala (baca: gadget) digital semacam laptop, henpong, tablet, puyer dan sirup.

Tapi saya selalu bingung kalau ditanya hobi. Pasalnya hobi saya yang seabreg itu tidak pernah saya jalani secara konsisten. Apalagi sampai menyeriusinya, menghasilkan uang juga nggak. Alasannya sih, biasa. Klise. Yaitu: sibuk kerja. Paling-paling sebagian dari hobi itu tersalur sebagian di dalam menunjang pekerjaan di kantor. Misalnya, kalau lagi mengadakan event-event semacam pertemuan gitu, saya kebagian bikin spanduk. Dengan bangganya saya membuat desain spanduk sendiri, lalu dengan tanpa dosa saya juga mendonlod gambar-gambar yang sekiranya ada hubungannya dengan kegiatan event yang sedang diselenggarakan untuk sekedar penghias latar belakang atau ilustrasi.

Kalau kebetulan kegiatannya berupa olah raga, ada acara bagi-bagi kaos, saya juga yang kebagian mendesain gambar atau pesan tulisan (tema kegiatan) untuk disablon di kaos itu.

Sayangnya saya tuh nggak ngerti, kegiatan seperti itu apa istilahnya. Nggambar, enggak. Desain grafis, kok kayaknya lebay. Walaupun mungkin itu istilah yang paling mendekati. Jadi saya masih selalu bingung ketika ditanya hobi.

Pernah ketika saya harus melengkapi formulir biodata untuk perusahaan tempat saya bekerja, saya terhenti lama di isian yang menayakan hobi. Saya sempat mikir lama disitu. Akhirnya yang saya tuliskan hobi saya yang saat itu lagi nyangkut dalam ingatan, yaitu: video editing.

Baiklah, Saudara-saudara! Memang ada banyak hal menjengkelkan tentang iPhone. Tapi di sisi lain, saya menemukan hal-hal yang terlalu asyik buat dilewatkan. Ini salah satunya: membuat komik dari koleksi foto-foto kita. Memang sih, disini saya tidak hanya memakai hasil jepretan iPhone. Karena saya masih jarang njepret pakai iPhone, koleksi foto yang banyak memang diperlukan untuk merangkai cerita agar menarik. Dalam hal ini saya memakai foto-foto aktifitas kantor tempat kerja saya. Bagi teman-teman yang merasa jadi "bintang" di komik ini, anggap saja ini parodi dari rutinitas kita selama ini. OK? Selamat menyimak:


Saat kutelepon, seperti memang sudah seharusnya, yang terucap hanyalah kata-kata maklum dan harapan segalanya akan baik-baik saja. Saling berbagi doa dan ucapan selamat, sepertinya hanya tinggal pemanis bibir.

Jauh di lubuk hati terbersit harapan bahwa mestinya saya pulang. Setahun sekali masa' tidak bisa menjalani? Kapan lagi Bapak sama Ibu akan bertemu Kalian? Sudah semakin tua, sudah keburu... Ah, sudahlah! Bukan itu sebenarnya harapan itu kan? Saya yakin kedua orang tua dan kedua mertua masih segar bugar, Tuhanlah yang akan melindungi mereka semua. Aamiin!

Setidaknya ada satu, dua, tiga, empat, lima,... enam! Ada enam alasan mengapa kali ini saya tidak bisa mudik. Sebenarnya lebih ke alasan klise, sih. Tapi keenam-enamnya membentuk sebuah kompleksitas berupa halangan yang menyebabkan saya tidak bisa mudik tahun ini. Insya Allah, masih bisa bertemu dalam kondisi yang lebih baik. Pertemuan kan tidak selalu harus di momen-momen dimana orang berjubel, serentak ingin melakukan hal yang sama di waktu yang sama pula.

Rindu, mungkin perasaan seperti ini terlalu biasa untuk sebuah perpisahan panjang. Walaupun di jaman 3G (triji) ini seharusnya sebuah perpisahan sudah tidak lagi berarti. Orang tidak semata-mata hanya mampu mengirim data berupa teks atau gambar, videocalling pun bisa jadi. Dengan demikian emosipun bisa kita alirkan melalui streaming, kapanpun mau.

Memang sih, kemampuan seperti itu kadang justru dibatasi oleh kita-kita sendiri. Lintas operator, misalnya. Untuk alasan bisnis tentunya mereka tidak membuka kemungkinan untuk berkomunikasi videocalling antar operator. Kalaupun nanti sudah dibuka, maka hal itu pasti dibebani biaya yang sangat mahal.

Jadi, pelanggan yang mesti menyesuaikan. Berlanggananlah operator yang sama. Tapi itu sulit juga. Di dalam mind set kita sudah terlanjur ada kata "mahal" untuk operator tertentu. Padahal operator ini yang justru trijinya sudah menjangkau ke pelosok-pelosok, bahkan sampai ke kloset rumah saya lho! Pun begitu, mahalnya musti dibandingin dengan ongkos transport kesana ditambah segala macem risiko yang ada.

Bagi pengguna di kota-kota besar, dimana semua operator sudah tersebar mungkin tak masalah pakai sembarang operator, fitur sama saja, bisa milih yang tarifnya lebih murah. Di daerah dimana beberapa operator fiturnya masih belum lengkap, punya gadget super-smart sekalipun tidak ada gunanya. Mandul! Jadi kalau mau eksis, ya terpaksa pakai yang paling mendukung kecanggihan smartphone-nya.

Malahan, sekarang ini justru gadgetnya yang ikut-ikutan egois. Fitur tertentu sama mandulnya. Karena harus sesama Blekberi, harus sesama iPhone, sesama tai kucing, dan sebagainya. Kalau tau begini saya males pakai telpon pintar tapi bego. Punya telepon pintar cuman buat bergaya. Makanya kalau liat orang bawa-bawa tentengan gadget keren disini jangan langsung "wah". Operatornya apa dulu. Dah gitu layanannya diaktifkan gak? Kalau cuman buat sms sama telpon doank mah, kuno!

Kesempatan itu datang juga akhirnya, walau masih versi beta yang saya dapat waktu membeli majalah komputer edisi Juli ini. Windows 8, sebuah OS baru dari Microsoft yang sudah pernah digunakan di beberapa perangkat mobile, seperti Nokia misalnya.
Waktu menginstal harus melalui compact disk (CD) atau Flashdrive, jadi tidak langsung dari CD bawaan majalah yang ternyata memang tidak bootable. Dari CD bawaan itulah ada sebuah file yang akan mengekstrak diri ke dalam flashdrive atau CD lain sehingga jadi bootable.

Jadi kita tinggal booting dari flashdrive saja sampai proses instalasi berlangsung.

Akhirnya sampai juga pada tampilan awal dari Windows 8. Tampilan yang aneh. Dalam arti, masih asing. Sudah bertahun-tahun bergumul dengan tampilan seperti itu, dimana tombol Start secara default ada di kiri bawah dan beberapa ikon Quick Launch ada di dekatnya. Kali ini Start tak ubahnya sebuah halaman menu yang memenuhi layar berisikan ikon-ikon yang lebih pantas menjadi tampilan sebuah smartphone atau tablet berlayar kecil.
Desktop menjadi bagian kecil saja di menu Start itu.

Kalau tidak biasa memang jadi rumit. Untuk itu memang perlu membiasakan diri. Karena banyak sekali tampilan dan fungsi-fungsi tombol yang berubah letak. Rasanya mirip waktu mencoba Office 2007 untuk pertama kalinya, setelah sekian lama menggunakan MS Office 2003.

Sewaktu memasuki Desktop, tombol start tidak nampak, kita harus menekan tombol berlogo Windows di keyboard untuk menuju Start, itupun kembali ke bentuk menu satu layar penuh.

Di taskbar sebelah kiri bawah hanya ada tombol untuk Internet Explorer versi lama dan pembuka jendela Windows Explorer baru. Windows Explorer baru tampilan menunya mirip seperti menu di MS Office 2007 ataupun 2010.

Adapun Internet Explorer model baru ikonnya ada di menu Start. Berbeda dengan yang model lama, tampilan seperti itu lebih pantas jika diperuntukkan bagi smartphone layar sentuh ataupun komputer tablet.

Sayangnya tidak lama saya mencoba Windows 8, mendadak laptop saya itu rusak. Mati total. Entah apa penyebabnya belum diketahui pasti. Yaaah, kayaknya lama nih saya bakal memperbaikinya lagi.

Siapa nggak kenal Angry Birds? Game animasi yang semula hanya ada di iPad/iPhone tapi sekarang sudah dirilis di berbagai OS, baik Android, Symbian, PlayBook OS, maupun Windows. Game yang mengisahkan burung-burung berwarna-warni sedang marah karena telurnya dicuri oleh para babi.

Saya tidak akan bicara tentang bagaimana memainkan game ini, saya yakin Anda sudah sering memainkannya, bahkan mungkin sampai bosen. Jika ada yang belum pernah memainkannya, kalau penasaran ya silahkan donlod. Mungkin Anda perlu membelinya dari penyedia game ini. Di beberapa OS, mungkin bisa didapatkan secara gratis. Saya sendiri membeli dari AppWorld untuk PlayBook saya, waktu itu harganya 5 US dollar. Sekarang sudah turun sekitar 3,5 US dollar saja. Pernah juga saya donlod dari AppStore punya Nokia, waktu itu dapet gratisan pas lagi promosi akhir tahun 2011 lalu. Sekarang sudah harus bayar. Kalau mau ya silahkan coba cari yang bajakan, jika beruntung pasti dapet gratis beneran!

Saya cuman terpikir bahwa burung-burung beginian ini mungkinkah nyata? Apakah pihak yang membuat game ini hanya asal bikin karakter saja? Atau punya semacam inspirasi dari spesies tertentu? Pasalnya burung-burung dalam game ini tidak dapat terbang. Mereka menyerang dengan cara dilempar oleh pemain game menggunakan ketapel hingga mengenai para babi.

Nah, beberapa waktu lalu ketika sedang gugling mencari gambar burung dari berbagai sumber, saya kebetulan nemu gambar-gambar burung yang mirip. Kebetulan waktu itu saya mencari gambar burung untuk ilustrasi postingan saya yang berjudul: "Burung", secara tidak sengaja menemukan beberapa gambar burung yang mengingatkan saya pada tokoh-tokoh Angry Birds. Entah kebetulan mirip ataukah memang burung-burung itu yang dimaksud, saya belum tahu. Sayangnya saya tidak menemukan nama spesies burung-burung tersebut.

Ini dia beberapa gambar diantaranya:

Sudah lama RIM memperkenalkan sejumlah fitur baru sistem operasi BlackBerry PlayBook 2.0 tepatnya di ajang Consumer Electronic Show (CES) Las Vegas, Januari lalu. RIM juga telah mendemonstrasikan beberapa fitur baru OS tersebut, terutama dalam hal pesan (messaging), social media, kemampuan produktivitas hingga beragam aplikasi baru.

Dengan update fitur baru BlackBerry PlayBook OS 2.0, Presiden dan Co-CEO RIM Mike Lazaridis menjanjikan kemampuan integrasi dan produktivitas tablet itu bakal meningkat. Sehingga PlayBook bakal semakin diminati oleh masyarakat sepanjang hari.

Inilah beberapa fitur baru yang ditambahkan di Blackberry OS 2.0:

1. Integrasi Pesan
Integrasi Inbox: Semua pesan akan terintegrasi dalam sebuah kotak masuk baru yang memungkinkan pengguna bisa mengatur email personal atau email kantor. Begitu juga pesan-pesan dari situs jejaring sosial seperti Twitter, LinkedIn dan lain-lain, dalam satu tempat
Multi tasking lewat email: Pengguna bisa membuka beberapa tab email dalam satu waktu
Editing tulisan: Saat menulis pesan, pengguna bisa mengatur ukuran, jenis tulisan, format dan melakukan penyuntingan secara mudah di email, sama mudahnya ketika mengirim email di PC atau laptop
Inbox management tools: Pengguna bisa melakukan pencarian di Inbox, sekaligus di beberapa akun email

2. Integrasi media sosial
Kalender: Pengguna bisa menambah agenda pertemuan yang bisa langsung terintegrasi otomatis dengan media sosial yang diikuti pengguna.
Buku Alamat: Buku alamat akan langsung diintegrasikan dengan media sosial yang ada. Nantinya semua kontak akan menampilkan informasi seperti update status, percakapan, berita terkait dan daftar teman yang sama dengan kita.

Yang kecil-kecil begini fungsinya sangat luar biasa besarnya. Saya tidak pernah mengira akan memerlukan card reader. Saya berpikir bahwa kartu memori hanya sebagai penyimpan data di handphone (hape) dan cukup dibaca di hape saja. Paling-paling hanya buat nyimpen musik, gambar (foto) dan video, buat apa lagi kalau bukan buat nyimpen media-media itu?

Ternyata saya salah besar. Saalaahh BESAR! Kenapa? Fungsinya sebagai penyimpan data ternyata bukan hanya sebatas media, tapi juga data-data lain, tak terkecuali dokumen-dokumen penting yang kita miliki. Kita bahkan bisa menyimpan software apapun, asalkan ukurannya cukup, karena biasanya kartu memori bawaan hapenya juga berkapasitas kecil.

Lantas buat apa nyimpen-nyimpen software kalau tidak bisa dipakai langsung di hape? Ya buat dikirim ke PC. Kita tidak tahu kapan kita butuh antivirus mendadak. Atau... yang lebih umum saja, misalnya, kita tidak tahu kapan kita butuh fotokopi KTP. Okelah, KTP masih bisa dibawa-bawa kemana-mana tinggal difotokopi gampang, tapi bagaimana kalau itu berupa dokumen lain misalnya: Ijasah, NPWP, atau dokumen-dokumen penting yang gak mungkin dibawa kemana-mana. Riskan 'kan?

Kita juga tidak pernah berharap bahwa STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor) kita hilang. Sementara kita tidak tahu apakah pernah kita menyimpan fotokopinya. Saat mau mengurus penggantian STNK baru, betapa repotnya jika harus membawa serta kendaraan bermotor ke kantor Polisi dalam keadaan tidak ada STNKnya. STNK hilang, baru mau diurus.

Yang masih hobi cari kerja, misalkan kita tidak sengaja menemukan ada lowongan kerja yang sangat bagus di luar kota. Tapi kita harus kembali pulang hanya untuk mengumpulkan berkas, sementara deadline pendaftaran sangat terbatas.

Kartu memori di hape kita adalah jawabannya. Apapun bentuknya, baik kartu bentuk SD, micro SD, MMC, Memory Stick dan sebagainya. Tapi sebagian besar kita yang punya hape pasti ada kartu memorinya. Kita tinggal nyiapin dokumen, misalnya KTP, PasFoto, Ijasah, dsb dalam bentuk soft copy dan menyimpannya di kartu memori hape. Praktis kan? Terserah mau bentuk PDF, Gambar JPG, yang jelas mesin scanner dapat memberi kita pilihan.


Cam-whore using BlackBerry PlayBook and projected to TV
(dari http://www.liewcf.com/)
Tak terasa sudah hampir sebulan saya menghabiskan setiap waktu senggang bersama kekasih baru saya: BlackBerry PlayBook. Sebagai seorang suami, sebagai seorang ayah, dan sebagai seorang karyawan, saya memang harus mengendalikan diri untuk tidak terlalu dekat dengan kekasih baru itu. Pasalnya kalau sudah terlalu dekat, jangankan pekerjaan yang menjadi keteteran, bisa jadi anak dan istri juga tidak kebagian perhatian.

Jujur saja, saya termasuk orang yang menjadi korban trend dari perkembangan tekhnologi saat ini. Entah mengapa saya selalu tidak tahan melihat benda-benda itu untuk memilikinya. Saya membelinya bukan karena kebutuhan, melainkan hanya karena keinginan. Apalagi melihat orang-orang sekitar yang telah memiliki tablet, rasanya semakin ngiler saja aku dibuatnya. Lantas mengapa pilihan hati saya jatuhnya ke PlayBook? Bukan ke tablet yang lain? Itu semua telah saya ungkapkan beberapa waktu lalu di postingan saya sebelumnya.

Saat pertama kali bersentuhan dengan "benda pusaka" yang kupesan, hatiku sempat bergetar. "Benarkah ini BlackBerry PlayBook yang masyhur itu?" tanyaku dalam hati. Anda mungkin menilai saya lebay, ya? Terserahlah. Yang pasti kejadian itu tak pernah saya lupakan: pertemuan pertama dengan kekasih hatiku yang baru.

Saat aku memegang pusaka ini untuk pertama kalinya, memang ada kesan aneh, asing, misterius. Apalagi benda ini tidak ada tombol sama sekali di bagian mukanya. Hanya tombol di pinggirannya saja, tepatnya di sebelah atas. Disana hanya ada empat tombol, satu tombol terpisah dari tiga lainnya. Satu tombol ini adalah tombol power, dan ketiga lainnya yaitu tombol volume (+) dan volume (-) yang mengapit tombol play/pause. Di samping kiri-kanan tidak ada apa-apa. Di bagian bawahnya ada 3 colokan, salah satunya untuk charging. Di muka hanya ada lampu LED indikator dan sebuah kamera.