Sahabatku yang seksi dan yang seksi sekali, sampai saat ini yang namanya penipuan dan modus-modus kejahatan tidak akan pernah habis. Adakalanya modus lama yang sudah tidak populer lagi alias "ketinggalan jaman" lantaran banyak orang yang tahu, suatu ketika akan muncul kembali di saat orang sudah banyak yang melupakannya. Terlebih dalam dunia tekhnologi informasi. Kalau kita tidak meng-update pengetahuan, adanya modus baru mungkin tidak akan kita kenali sebagai sebuah modus penipuan. Bisa saja dengan mudah kita akan terperangkap ke dalamnya. Selalu saja urusannya sama duit.

Hari itu Minggu yang dingin di bulan puasa. Waktu masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Sambil menunggu kedatangan Go-Car, saya mengisi waktu dengan mengunyah makanan sahur. Posisi saya saat itu di Jakarta habis menyelesaikan beberapa urusan, saya hendak menuju bandara Soekarno-Hatta untuk penerbangan pagi-pagi sekali. Tak berapa lama datanglah mobil yang kupesan untuk mengantar ke bandara.

Entah bagaimana memulainya, pak sopir yang duduk di sebelah saya tiba-tiba curhat tentang saudaranya yang baru saja kena tipu. Kartu kreditnya kebobolan! Sudah lapor ke polisi, sudah telpon ke Bank segala macem, tapi belum bisa diselesaikan. Dia sendiri yang ikut mengurus ke sana ke mari, tidak ada hasil. Padahal saudaranya itu jarang menggunakan kartu kreditnya. Tiba-tiba saja dia mendapatkan total tagihan sekitar sepuluh juta, tidak jelas tagihan apa saja.

Pun hatimu kelam membisu tak akan mau berceritera tentang mengapa engkau meratap pilu
Maka selamanya engkau hanya akan bermukim di dalam ketololan yang memberimu makna congkak
Kalau engkau tidak mengerti apa makna diamku maka berkoarlah sampai putus urat di lehermu
Aku tak peduli, engkau tak peduli, kita hanya ingin berjalan sendiri-sendiri, tak saling kenal
Walau sejujurnya aku telah risih gelisah ingin memuntahkan semuanya ke mukamu

Maka kalau saja aku tidak menjaga reputasi, akan kuperdengarkan ke dalam teligamu dengan suara-suara serangga yang selalu berirama dengan tingkahmu

Duhai batara Narada!
Tolong Pinjamkan SukmaMu untukku!
Biar ku redam badai ini
Sembari bernyanyi tentang kegaduhan pagi
Lagu orang-orang kalap
Yang buta hatinya oleh kesombongan

Selarut malam tak akan pernah bisa
Memuaskan tidurnya
Menggelagakkan mimpinya
Menaruh kotoran di ranjang-ranjang tidurnya
Terlelap!