Kalau lagi di penghujung tahun begini rasanya segala sesuatu berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah sedemikian banyak yang telah kita lewati. Anak-anak kita semakin besar dan kitapun semakin tuwir. Rasanya belum puas menikmati masa muda, tapi apadaya. Malang tak bisa diraih, mujur tak dapat ditolak. Segala sikap dan perbuatan kita juga harus menyesuaikan dengan usia. 

Dulu sewaktu muda suka berbuat seenak pantatnya sendiri, sekarang harus lebih santun dan bijaksana. Dulu hobinya teriak-teriak di kamar mandi nyanyiin lagunya Metallica, sekarang lebih sering mengalunkan syairnya Ebiet G Ade. Jadi ilmunya mengikuti ilmu padi: makin matang makin merunduk. 

Walaupun adakalanya hati suka berontak, tidak menyadari kalau usia semakin senja. Alasannya, biar tua tetap berjiwa muda. Ikut-ikutan gaul, bahkan ikutan 4L@1. Jadi ilmunya ilmu keladi: tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.

Maaf lama nggak menyapa kawan,
dan engkaupun mungkin 'dah tahu mengapa.

Seperti yang engkau katakan,

Kehidupan kita lima atau sepuluh tahun yang akan datang (bahkan kehidupan setelah mati) sangat ditentukan oleh 'Referensi', yaitu buku yang kita baca, acara yang kita saksikan, dan orang-orang yang kita temui. Untuk itu, jangan salah memilih buku, acara yang anda saksikan, serta memilih sahabat anda.

Pilihan Anda akan suatu referensi memiliki pengaruh yang paling besar terhadap keberhasilan Anda dibandingkan dengan hal-hal yang lain.

Aku hanya orang yang ingin menjadi baik, maka harus aku hindari referensi yang menjauhkan dari kebaikan. Walaupun aku belum tahu apakah aku telah melakukannya atau belum.

Hari yang indah nih. Apalagi ini tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Terlalu indah buat dilewatkan begitu saja. Berharap hari ini ada sesuatu yang bisa dishare. Tapi apa ya? Kalau kamu ngapain? Nyiapin liburan ya? Emang liburan ntar mau kemana? Ke luar negri donk, pastinya? Kan sudah urus paspor segala macem, udah nabung, udah disiapin tiket dan segala rupa, tinggal finalisasinya. Begitukah?

Hebat donk? Selamat berlibur saja deh. Selamat bersenang-senang! Tapi bagi yang belum sempat ke luar negri, santai saja. Wisata dalam negri juga nggak kalah menarik kok. Barangkali diantara kamu justru ada yang lebih suka melakukan hal-hal yang tidak berbau hura-hura, buang banyak duit begitu. Misalnya nih: mendaki gunung, kemping, atau mau berkontemplasi di pinggir pantai yang sunyi?

Wow, asik tuh? Pelepas penat setelah setahun menjalani aktivitas rutin, bagi yang sekolah, yang kuliah, yang  jadi kuli (baca: pelayan masyarakat), wajar donk kalau ada momen yang harus kamu miliki untuk diri sendiri di akhir tahun ini.

Mungkin saat ini kamu masih sempat melihat "Pusaran Batin" saya di Sidebar sebelah kanan ini. Tampilannya kalau belum berubah seperti gambar berikut di sebelah kiri. Bagi pengguna iOS memang tidak pernah bisa melihatnya. Bagi pengguna Android atau Windows masih bisa.

Kemarin Pusaran Batin itu tidak kelihatan, hanya judul saja, trus di bawahnya putih kosong belaka. Padahal seharusnya ada tulisan berputar pada waktu ada pointer mouse yang didekatkan ke area Pusaran Batin itu. Tulisan itu berisikan kategori-kategori yang saya cantumkan di setiap postingan. Saya juga baru memasangnya sekitar awal tahun 2012 ini. Padahal Fitur itu sudah dikembangkan sejak sebelum tahun 2008. Ketinggalan banget yah?

Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi karena fitur ini tidak lagi dikembangkan oleh sang penemu, yaitu Mas Roy Tanck. Adapun beberapa alasannya diungkapankan dalam salah satu postingan di blognya: I’ll no longer be developing WP-Cumulus beberapa hari lalu. Sayapun sempat putus asa. Kiamat sudah, Pusaran Batin ini. Tidak akan ada pusaran yang indah lagi, apalagi yang seksi!

Klik di gambar ini untuk melihat video di YouTube
Saya juga punya hobi satu lagi. Hobi saya ternyata banyak. Hobinya aneh-aneh. Salah satu hobi yang belum pernah tersalurkan adalah: mancing. Sepanjang hayat, kalau dihitung saya hanya beberapa kali saja melakukan aktivitas yang disebut memancing ini. Padahal suka banget. Mungkin karena perlu waktu khusus, jadi selama ini ya memang tidak sempat. Dibutuhkan waktu yang benar-benar longgar dan tenang. Karena memancing itu mesti dilakukan dengan persiapan khusus, dilakukan dengan penuh kesabaran dan belum tentu langsung dapat ikan.

Yah, ingat mancing jadi ingat betapa lama saya tidak menikmati kehidupan di alam terbuka. Menghirup udara bebas di alam yang masih hijau segar, atau menghirup angin pantai yang sejuk dengan rinaian ombak dan tempias air laut. Juga gemericik air yang mengair, yang sebagian jatuh di grojogan kecil atau pancuran alam. Huu... Jadi rindu deh.

Selama ini kebanyakan cuma ngantor dari pagi sampai lewat jam pulang. Di luar itu cuman main di mol, nongkrong di tempat makan, sampai di rumah tidur lagi. Kalaupun ada waktu senggang seperti ini paling-paling ya buka-buka internet, masuk ke kehidupan maya, atau kalau nggak ya download lagu, ngeblog, ngutak-atik gambar, video, musik, pokoknya nggak jauh-jauh dari berhala (baca: gadget) digital semacam laptop, henpong, tablet, puyer dan sirup.

Tapi saya selalu bingung kalau ditanya hobi. Pasalnya hobi saya yang seabreg itu tidak pernah saya jalani secara konsisten. Apalagi sampai menyeriusinya, menghasilkan uang juga nggak. Alasannya sih, biasa. Klise. Yaitu: sibuk kerja. Paling-paling sebagian dari hobi itu tersalur sebagian di dalam menunjang pekerjaan di kantor. Misalnya, kalau lagi mengadakan event-event semacam pertemuan gitu, saya kebagian bikin spanduk. Dengan bangganya saya membuat desain spanduk sendiri, lalu dengan tanpa dosa saya juga mendonlod gambar-gambar yang sekiranya ada hubungannya dengan kegiatan event yang sedang diselenggarakan untuk sekedar penghias latar belakang atau ilustrasi.

Kalau kebetulan kegiatannya berupa olah raga, ada acara bagi-bagi kaos, saya juga yang kebagian mendesain gambar atau pesan tulisan (tema kegiatan) untuk disablon di kaos itu.

Sayangnya saya tuh nggak ngerti, kegiatan seperti itu apa istilahnya. Nggambar, enggak. Desain grafis, kok kayaknya lebay. Walaupun mungkin itu istilah yang paling mendekati. Jadi saya masih selalu bingung ketika ditanya hobi.

Pernah ketika saya harus melengkapi formulir biodata untuk perusahaan tempat saya bekerja, saya terhenti lama di isian yang menayakan hobi. Saya sempat mikir lama disitu. Akhirnya yang saya tuliskan hobi saya yang saat itu lagi nyangkut dalam ingatan, yaitu: video editing.

Terserah kamu membacanya gimana judul diatas. Yang jelas orang yang bernama Aceng kini mendadak jadi buah bibir di berbagai media massa.  Mulai dari media cetak, media elektronik, televisi, radio, kulkas. Bahkan sampai ke media luar negeri!

Adalah Aceng HM Fikri, nama lengkap Bupati Garut Jawa Barat ini menikahi seorang gadis secara siri, lalu menceraikannya dalam waktu hanya empat hari sesudahnya. Bikin koprol dan wow saja nih, orang!

Kalau belum cukup buat kamu bilang "wow", perlu saya sampaikan juga bahwa ini perceraian hanya dilakukan lewat sms, trus alasannya karena sang gadis sudah tidak perawan. Gila kan? Gadis yang dinikahinya nih, umurnya baru 18 tahun. Masih bawah umur, Coy! Gadis kencur ditipu mentah-mentah nih sama sang pejabat. Jadi janda kencur deh, kamu!

Tentunya itu yang menjadi pemikiran semua orang sekarang ini. Masa'sih sudah tidak gadis? Lalu membuktikannya gimana? Toh dia juga sudah apain saja si gadis selama empat hari nggak ada orang yang tau kok!

Teramat susah bagi dunia medis menuduh seseorang "tidak perawan" lagi. Ini dengan mudahnya orang yang tidak punya kompetensi medis bisa mengatakan bahwa sesorang sudah tidak perawan. Opo tumon?!

Yang jelas ini orang sungguh arogan. Tindakan Aceng yang menceraikan istri sirinya, Fany Oktora melalui SMS hanya empat hari setelah menikah dengan alasan sudah tidak perawan lagi, sudah dianggap melecehkan kaum perempuan. Terlebih, gadis yang dinikahi masih termasuk di bawah umur. Tambahan lagi, sang Pejabat masih terikat pernikahan sah dengan istri pertamanya.

Waw! Heboh pokoknya. Kemarin saya juga sempat nonton siaran televisi. Begitu kecewanya masyarakat Garut dengan perilaku Bupatinya itu. Apalagi mereka yang sempat memilihnya pada Pilkada sebelumnya. Merekapun beramai-ramai melakukan demo. Bahkan saya lihat seorang aktivis ibu-ibu membawa beberapa CD (celana dalam) wanita bekas, yang "dijemurnya" di pagar pintu gerbang kantor Bupati Garut.

Saya juga tidak begitu paham apa makna dibalik celana dalam itu. Yang jelas tindakan tersebut minimal telah mempermalukan Aceng Fikri sebagai seorang Bupati yang seharusnya dihormati. Apalagi CD tersebut sebagian juga ada yang diletakkan di atas gambar Aceng ketika dilantik menjadi Bupati.

Barangkali kalau Aceng bukan seorang Bupati, mungkin dampaknya tidak akan menjadi begini. Mungkin saja kisah serupa ini juga banyak terjadi di kalangan orang-orang yang tidak terkenal. Tapi lantaran karena  terjadi sama si Aceng, maka segalanya jadi ikut mendadak ngAceng!