Pagi masih berpalut kabut ketika renda-renda awan bergelombang seperti rindu di hati.
Kemudian seperti genderang tertabuh detik-detik waktu terus menghunjam tanpa ampun.
Seperti sepasang burung terbang rendah menggapai harapan kecil yang sederhana.
Di permukaan bening itu terpantul cahaya keheningan yang tidak lagi sempurna.

Semburat jingga di angkasa mengingatkanku kepada rona merah di pipimu.
Gerimis yang kemarin tak lagi hadir seandainya angin bertiup seperti sedia kala.
Jangan kauhiraukan lambaian luka di dalam mimpi, keruhkanlah dengan kelabu.
Hanya sedikit pedih menanti gerhana hati berlalu sambil bersenandung rindu.


0 komentar: