Dari mana datangnya "lubang" ini?
Sejenak saya ingin mengajak Anda kembali ke masa SD, berhitung sederhana: Sebuah benda berbentuk bidang (segi empat, segi tiga, atau bentuk apa saja) yang diketahui luasnya dipotong-potong menjadi beberapa bidang yang lebih kecil. Lalu masing-masing potongan dihitung luasnya.

Secara teori hasil penjumlahan dari luas masing-masing potongan kecil itu akan sama dengan bidang utuhnya tadi (sebelum dipotong-potong). Di masa sekarang, saat Anda sudah jauh meninggalkan masa sekolah dasar, Anda pasti masih setuju bahwa teori ini sangat mutlak kebenarannya.

Di dalam kenyataannya, tidak jarang kita menemukan kesulitan dalam menjumlahkan luas dari potongan-potongan kecil tadi sehingga jumlahnya sama persis dengan luas bidang utuhnya. Bahkan butuh waktu berhari-hari untuk menemukan di mana letak perbedaan selisih jumlah yang tadi.

Coba perhatikan gambar di samping ini:
Sebuah bidang segitiga ABC dipotong-potong menjadi empat bidang yang lebih kecil. Kemudian keempat bidang kecil tersebut ditata ulang dengan susunan yang berbeda. Susunan yang baru seharusnya tepat membentuk segitiga DEF, tanpa harus ada "lubang" kecil yang tersisa. Lalu mengapa ada "lubang" pada segitiga DEF?

Nah...! Ada yang bisa jelaskan?

Bagi Anda yang bekerja di bidang administrasi, atau bidang yang harus ada laporannya, pasti pernah mengalami kesulitan. Apalagi laporan itu menyangkut keuangan dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda-beda. Misalnya Anda memiliki anggaran untuk suatu proyek tertentu, lalu anggaran itu harus dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kegiatan, misalnya: konsumsi, sewa tempat, sewa ini, sewa itu, pengadaan ini, pengadaan itu dan sebagainya. Setelah kegiatan selesai, semua catatan pengeluaran biaya terkumpul, tapi tidak sesuai dengan sisa uang yang ada. Pusing kan?

Saya tidak tahu bagaimana kesulitan Anda jika hanya menggunakan kalkulator, atau bahkan menghitung tanpa alat bantu apapun melainkan hanya bermodalkan kertas dan membuat coretan sederet penjumlahan, pengurangan, perkalian dan bahkan pembagian. Sedangkan saya yang menggunakan komputer saja masih menemui kesulitan.

Bahkan bisa lebih ekstrem lagi! Kalau kita menggunakan spreadsheet semacam MS Excel, mungkin unsur keletihan, capek, emosi mempengaruhi juga cara kita berhitung. Ekstrimnya disini seperti di perusahaan tempat saya bekerja, penghitungan yang cenderung banyak dan membosankan itu sudah diambil alih oleh aplikasi komputer yang telah dibuat secara khusus. Seksi pelaksana kegiatan dan seksi keuangan masing-masing punya aplikasi sendiri-sendiri, tapi databasenya terhubung satu sama lain. Itupun masih saja menghasilkan selisih. Pasalnya setiap aplikasi tadi punya luaran sendiri-sendiri. Luaran itu juga dari cara hitungan masing-masing aplikasi. Kalau sudah begini, tidak mudah menyusuri setiap hitungan untuk menemukan dimana perbedaanya. Seperti yang Anda tahu, perusahaan pasti menganut teori di atas, tidak boleh ada selisih sedikitpun!

Memang tidak selalu terjadi perbedaan (selisih) dan seharusnya memang begitu. Tapi ketika perbedaan itu terjadi, artinya ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sesegera mungkin. Kalau belum selesai juga yang pasti akan mengganggu nyenyaknya tidur kita semalaman.

Jangankan untuk hitungan yang melibatkan banyak item dan jumlah yang besar, hitungan geometrik sederhana seperti gambar di atas saja yang sudah jelas pemetaannya masih juga memunculkan masalah. Jika Anda bisa menjelaskan pertanyaan dalam gambar di atas, tolong kasih tau saya. Ditunggu ya?

0 komentar: