Siapapun orangnya kalau sakit itu pasti bilangnya tidak enak, ya? Mana ada sakit yang enak? Ya kalau dicari-cari mungkin akan ada juga sakit yang enak. Tapi saya yakin pasti kebanyakan orang setuju kalau sakit itu nggak enak.

Jangankan sakit, gangguan kesehatan sedikit saja mungkin sudah terasa begitu menyiksa. Lho apa bedanya? Ya beda. Hampir sama sih, tapi mungkin lebih ke gradasi yang lebih ringan. Kalau sakit itu identik dengan nyeri, gangguan kesehatan bisa saja cuman gatal-gatal, perih, panas dan sebagainya.

Khusus gatal, ini agak unik sedikit karena tidak semua bentuk gatal adalah gangguan kesehatan. Mungkin karena sensasinya memerlukan garukan atau gosokan, maka sensasi rasa itu disebut gatal, atau gatel. Dengan kata lain, gatal itu merupakan sensasi yang perlu digaruk. Maka, ya tergantung tempatnya, kalau gatalnya di tempat yang mudah dijangkau kita bisa garuk sendiri. Kalau tidak, terpaksa butuh pertolongan orang lain.

Paling susah kalau gatalnya itu terjadi pada area yang dalem-dalem. Mungkin kita butuh semacam tongkat atau bahkan galah untuk menggaruknya. Walaupun kadang tidak semua bentuk gatal itu harus digaruk secara kasar seperti itu. Apalagi gatal yang terjadi di wilayah yang dalem-dalem itu sebaiknya cukup dielus-elus atau dibelai-belai dengan sesuatu yang hangat dan basah.

Oke deh, sebelum otak kalian semakin ngeres, saya mau jelasin aja bahwa jenis gatel yang terakhir inlah yang sedang saya alami. Sudah seminggu lebih tenggorokan saya ini rasa-rasanya pingin saya garuk pakai biji kedondong yang diikat, lalu saya telen, saya tarik lagi, telen lagi, tarik lagi,....

Faringitis kronis memang menyebalkan. Kalau saya sudah mulai merasakan tenggorokan sakit, panas badan, sakit kepala, hidung tersumbat, pasti itu suatu gejala flu yang buntutnya pasti panjang. Setelah semua gejala itu hilang, gantilah dia dengan gatal di tenggorokan selama berminggu-minggu. Tepatnya di daerah laringofaring, yaitu pertemuan antara rongga mulut, kerongkongan dan tenggorokan. Pita suara sempat terganggu, nggak bisa keluar suaranya tiap kali ngomong. Batuk-batukpun tidak terhindarkan. Hanya batuk kering tanpa dahak.

Saya paling males minum obat. Apalagi antibiotik. Kalau bisa jangan sampai dalam darah saya ini mengalir antibiotik. Biarlah kekebalan tubuh yang membereskannya. Berasa lebih organik hidup saya tanpa antibiotik. Kalau suplemen vitamin okelah, karena bagaimanapun juga asupan makanan yang kita konsumsi sehari-hari itu memang kurang bisa dipercaya kandungan vitaminnya. Demikian juga mineral. Biarpun saya ini seorang lelaki, tidak pernah menstruasi, tapi kalau sudah lama tidak mengkonsumsi zat besi rasanya gampang sekali menderita gejala kurang darah.

Ya seperti yang saya bilang tadi, gatal di tenggorokan sebaiknya cukup dielus-elus atau dibelai-belai dengan sesuatu yang hangat dan basah. Apa itu? Ya minum air hangat.
Bikin saja wedang jahe, efek hangatnya bisa tertinggal di tenggorokan sehingga meredakan batuk.
Susah cari jahe malam begini. Harus beli di pasar sana, itupun harus satu kilo. Kalau yang instan itu jahe beneran nggak ya? Yang biasa dijual sachetan itu loh.
Biasanya itu jahe serbuk yang sudah dicampur gula. Ada juga yang pakai susu. Jadi bisa milih tergantung selera, mau pakai susu atau yang tanpa susu.

Andaikan saja bisa kubuatkan sendiri wedang jahe untukmu...
Kalau kamu yang bikin wedang jahe untukku, kamu kasih susu atau enggak?
Ya tergantung kamu. Kamu mau pakai susu atau enggak?
Aku nggak mau bilang. Ini kan andainya kamu bisa membuatkan wedang jahe untukku? Aku cuma mau tau saja, wedang jahe itu kamu mau kasih susu atau cuman jahe doang.
Ya kalau kamu gak mau bilang, aku buatin dulu minuman jahe yang tanpa susu. Kalau kamu masih mau, kesempatan kedua baru aku kasih susu. Jadi kamu bisa mbedain mana yang kamu suka, pakai susu atau enggak.
Kalau misalnya aku suka yang pakai susu, kamu mau kasih susu yang sebelah mana?
Ih, ngaco!
Berhubung wedang jahenya masih di dalam khayalan, andai-andaian, umpamaan, maka di malam yang sunyi ini aku hanya bisa menggunakan air putih yang hangat dari dispenser. Besok baru aku beli sachet-sachet berisi serbuk jahe itu. Tapi aku nggak mau yang pakai susu, karena takut kalau susunya palsu.

***

Alhamdulilah, baru habis dua sachet gatal di tenggorokan saya sudah mereda. Masih batuk, sih. Tapi sudah tidak seperti kemarin sampai nggak bisa tidur! Sampai saya terpaksa membeli sirup dekstrometorfan buat jaga-jaga. Disamping pereda batuk, efek sampingnya ngantuk. Tak ada alasan buat begadang lagi malam ini.

0 komentar: