Membaca buku yang berjudul “Wahai Pemimpin Bangsa!!! Belajar dari Seks, Dong!!!” tulisan Mariska Lubis yang diangkat dari blognya, memang benar bahwa bicara seks nggak mesti porno. Bicara seks juga bicara kehidupan. Bahkan banyak aspek kehidupan ini berpola mirip seperti pada seks: dari pemanasan/foreplay, penetrasi, menuju puncak, klimaks (orgasme/ejakulasi), lalu anti klimaks dan pendinginan. Seperti olah raga juga 'kan begitu? Bukan hanya olah raga, pada dasarnya di saat-saat kita sedang menjalani aktivitas hidup kita, seperti: belajar, berbisnis, menjalani hobi, akan ada yang memiliki pola seperti hubungan seksual. Hal itu sangat terasa jika anda menjalaninya dengan kesungguhan.

Bahkan menurut mbak Mariska kalau kita amati pola hidup seseorang pasti akan mirip pola ini. Contoh mudahnya jika kita mengamati seseorang atau sekelompok orang yang kita kenal sebagai selebritis saja. Dia menjadi terkenal tentu melalui proses awal yang panjang dalam mencapai puncak kejayaannya, lalu sampai pula pada waktunya dia meredup dan lenyap. Ada juga pola seks yang kurang baik: ejakulasi dini, terdapat pada seseorang yang mendadak terkenal lalu cepat pula hilangnya.

Itu hanya contoh mudah. Kita bisa melihat hidup kita masing-masing. Kalau Anda kebetulan misalnya sedang menjalani hidup sebagai seorang pemimpin di sebuah perusahaan, atau pimpinan instansi pemerintah, atau pemimpin di suatu partai politik, atau apalah... lihatlah pola karir Anda. Pastikan Anda memperoleh kepuasan yang maksimal dalam menjalaninya. Jangan sampai Anda mengalami antiklimaks dalam keadaan yang tidak puas. Nggak seru itu!

Nah, sekarang saatnya aku bercerita tentang pengalamanku mencapai klimaks, hehe, boleh kan? Tapi aku hanya mau bicara mengenai hobi.

Boleh dibilang hobiku sekarang ini sedang mencapai puncak yaitu nulis blog. Kalau dilihat polanya (lihat Arsip Blog), saya ngeblog sudah sejak tahun 2007. Itu hanya beberapa postingan saja. Trus tahun 2008 hanya 18 postingan, tahun 2009 tetap 18 postingan, setelah tahun 2010 baru sampai pertengahan Juli sudah 26 postingan! Barangkali setelah ini sudah mau antiklimaks. Hehe... mudah-mudahan belum. Sekarang sedang menikmati menuju puncaknya. Nulis, nulis dan nulis. Meski tulisannya tidak berbobot, yang penting nulis dulu. Siapa tahu suatu saat ada tulisan yang benar-benar menggebrak dan menggegerkan dunia? Itu pasti seperti sebuah orgasme yang luar biasa indahnya. Hahaa...

Lihat statistik kunjungan ini... klimaks di Oktober - November 2010!

Sebenarnya kenikmatannya bukan dari nulisnya, ataupun ngeblognya. Menelusuri dunia maya dan mendapatkan ilmu, itulah senengnya. Sekarang ini lagi seneng sharing hal-hal tentang apa yang telah kudapat dari hasil surfing selama ini. Sebenarnya ini semua diawali pada kegemaranku berinteraksi dengan komputer. Seakan-akan aku hidup pada suatu masa dimana tekhnologi digital ini sedang berkembang. Jadi aku mengikuti perkembangannya. Meskipun kenyataannya perkembangan tekhnologi ini sangat sulit diikuti. Mungkin giliran anakku yang akan belajar nanti, akan semakin sulit menjelaskan hal-hal yang semakin rumit ini.

Masih lebih mudah memahami cara kerja sebuah semikonduktor sederhana semisal dioda atau transistor, tapi bagaimana semikonduktor ini dikembangkan menjadi suatu integrated circuit, sudah susah menjelaskannya. Apalagi integrated circuit ini berkembang pesat menjadi suatu prosesor sederhana, terus menjadi prosesor setingkat Pentium 1, Pentium 4, Core Duo, Core 2 Duo, Core 2 Extreme dan seterusnya, di lain pihak ada semikonduktor yang dikembangkan menjadi perangkat Random Acess Memory (RAM), kartu grafis, belum lagi semikonduktor yang berfungsi sebagai layar Liquid Crystal Display (LCD). Makin hebat pokoknya.

Pertama kali aku mengenal komputer itu tahun 1991. Saat itu aku duduk di kelas 2 SMA. Waktu itu komputer belum masuk sekolah, hanya sebagai program ekstrakurikuler yang diselenggarakan di luar sekolah, kerjasama dengan suatu Institut Manajemen Komputer dan Akuntansi.

Tentu saja komputer yang ada waktu itu belum sehebat sekarang. Baik software maupun hardware masih "primitif" sekali. Tapi waktu itu sudah terhitung lumayan canggih untuk ukuran waktu itu. Toh belum banyak juga yang mengenal alat komputasi seperti itu. Komputer belum membumi seperti sekarang. Laptop, atau komputer jinjing masih sangat kurang. Sedangkan netbook, handphone dan gadget-gadget belum beraneka rupa seperti saat ini.

Software yang saya pelajaripun berawal dari DOS (Disk Operating System). Banyak perintah atau command yang harus dihafalkan. Tapi asik. Semakin banyak command yang bisa dihafal, semakin banyak yang bisa kita lakukan. Kurang lebih kalau sekarang sama dengan menghafal rumus-rumus Microsoft Excel atau spreadsheet open source lainnya.

Semua aplikasinya pun masih under-DOS. Windows belum lahir, Operating system lainnya belum ada kabarnya. Pengolah kata yang kupelajari bernama Wordstar, sedangkan spreadsheetnya bernama Lotus 123. DBase belum sempat kupelajari. Sekarang saya mengenal Microsoft Access sebagai gantinya.

Kehadiran Windows sempat asing bagiku. Disamping karena tidak punya komputer sendiri, waktu itu memang masih jarang ada rental-rental komputer. Warnet belum ada, bahkan Internet pun masih asing di telinga. Windows 3.1 yang kukenal di komputer teman kuliah sewaktu kami sedang mengetik tugas kelompok. Tak lama kemudian Windows 98 banyak terinstall di rental-rental komputer.

Pendek kata Windows 98 banyak kukenal sepanjang kuliah lewat rental-rental komputer ini. Perlu diketahui di bangku kuliah saya tidak mengenyam mata kuliah komputer. Jadi semua tentang komputer murni otodidak lantaran hobi saja. Setelah lulus kuliah, barulah bisa kutemukan sebuah komputer bekas lewat teman saya yang kebetulan sudah lama tidak pernah bertemu, ternyata memiliki hobi sama dengan saya. Ada kerusakan sedikit di salah satu perantinya, tapi sudah lama disembunyikan di gudang. Dari komputer butut inilah kukenali bagian-bagian yang disebut Hardisk, Prosesor, Memory card, Sound Card, Kartu Grafis dan sebagainya.

Komputer butut inilah yang akhirnya menjadi kelinci percobaan untuk melakukan instalasi Windows 98 (waktu itu hanya kukenal yang versi bajakan), dan berbagai program dasar lainnya, termasuk driver dan MS Office bajakan pula. Berangkat dari uji coba, berubah jadi hobi. Hobi menginstal Windows! Sehari aku bisa memformat hardisk dan menginstal Windows sampai 10 kali dalam satu komputer yang sama. Benar-benar kurang kerjaan!

Sebenarnya hanya membandingkan hasil saja, misalnya: bagaimana kalau instalnya didahului format dengan langsung ditimpa, bagaimana efeknya jika dipartisi dengan tidak dipartisi, bagaimana jika instalasinya tidak di drive C, dan sebagainya.

Sekarang, setelah punya kerjaan yang mapan saya mempunyai sebuah laptop canggih (untuk ukuran saat ini). Akhirnya hampir semua Windows pernah aku instal, mulai dari Windows 98, Windows ME, Windows XP, Windows Vista, terakhir Windows 7. Yang belum barangkali hanya Windows NT sama Windows 2000. Malah sampai sekarang belum pernah mencoba instalasi Operating System selain Windows. Dengan adanya laptop canggih ini, hobiku menginstal Windows memang benar-benar mencapai klimaks!

Pada saat ini tepatnya hobi menginstal Windows sudah mulai antiklimaks, sempat ganti hobi baru: memburu bandwidth. Segala bentuk kesulitan mendapatkan koneksi Internet sudah pernah kualami. Waktu itu kantor tempat kerjaku belum memiliki koneksi Broadband seperti sekarang ini. Penggunaan telepon sebagai modem, telepon genggam sebagai modem (baik via kabel maupun via Bluetooth), penggunaan modem USB (CDMA maupun GSM-GPRS), berlangganan Internet Broadband dan memburu Free Hotspot semua sudah kucoba. Ketika koneksi sudah kudapatkan, yang kulakukan hanyalah mengoleksi software gratisan!

Setelah koneksi unlimited Broadband sudah menjamah tempat kerjaku, akhirnya klimaks jugalah hobiku mengoleksi Software gratisan. Sebuah External Hardisk Mini berukuran 160 GB sekarang telah penuh memuat semua software itu. Malahan bukan hanya berupa program, tapi juga trail video, film, gambar seksi, dan juga musik.


Semua sudah anti klimaks. Sekarang mulailah ngeblognya yang klimaks!

Nah, nampaknya begitu jugalah hidup ini. Suatu saat kita akan melakukan foreplay untuk meraih sesuatu. Kemudian menemukan klimaks, dan pada akhirnya antiklimakslah yang akan kita dapati. Itu semua bukan hal yang aneh. Hal biasa saja. Bahkan sudah bertahun-tahun dalam sejarah manusia kita juga akan menemukan hal serupa dengan itu. Semua harus kita syukuri, apapun keadaannya. Tapi jangan pernah menyerah!

Kalau kita mau melirik sejarah: Pada suatu ketika Nabi Muhammad menyampaikan turunnya suatu ayat “Hari ini telah Kusempunakan bagimu agama Islam ...” Seketika saat itu para sahabat yang mendengarkan diliputi kegembiraan. Kabar itu dengan cepat tersebar ke tempat-tempat yang jauh untuk disampaikan kepada warga muslim yang lain. Tetapi ada satu orang sahabat yang justru menangis kala itu, yaitu sahabat Abu Bakar Ash Shidiq. Ia berpikiran, ketika sebuah baju telah sempurna dalam penciptaannya, maka tinggal menunggu waktu kerusakannya.

Ketika sesuatu telah mencapai klimaks maka yang akan terjadi adalah suatu anti klimaks, yang secara perlahan dan pasti akan mengalami penurunan, kemunduran dan kepunahan (kalau tidak disebut kehancuran). Inilah yang mungkin sekarang kita hadapi. Bagaimana Anda menyikapi hal ini? Itu terserah masing-masing pribadi. Saya hanya mengajak, mari kita menghadapi hidup ini apa adanya. Tetaplah teguh pada keyakinan kita masing-masing. Ingat, demokrasi bisa kebablasan dan menyeret kita pada kesalahan massal.

Hehe... ngomongnya sudah nglantur kemana-mana nih...! Maklum, karena terbawa suasana. Sekarang 'kan Bulan Agustus ngomongnya ke arah demokrasi. Sebentar lagi masuk bulan Puasa juga, jadi beginilah pembicaraannya.

OK deh! Selamat Berpuasa semua yaa? Semoga kita semua bisa menjalani puasa sampai klimaks dan mencapai antiklimaks dengan puas. Maafkan saya kalau ada kata-kata yang tidak berkenan. Maaf lahir dan batin!

0 komentar: