Nasib bisa diubah. Takdir tidak bisa diubah. Kaya atau miskin itu takdir atau nasib? Mungkin takdir kalau terkait dengan sifat-sifat Anda yang tidak bisa diubah. Mungkin nasib kalau terkait kebiasaan yang masih bisa Anda ubah. Seorang penulis bernama Steve Siebold mengatakan bahwa orang kaya mempunyai sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan kita. Apa Saja?

Siebold mengaku menghabiskan hampir 3 dekade hidupnya mewawancarai banyak orang kaya di seluruh dunia. Kemudian ia menulis sebuah buku “How Rich People Think” yang berisi tentang pola pikir yang membedakan antara orang kaya dengan orang rata-rata. Di buku ini, ia menunjuk sejumlah opini yang menarik untuk jadi bahan evaluasi kita semua. Berikut di antaranya:

Orang kaya percaya bahwa kemiskinan adalah akar dari segala kejahatan, sementara rata-rata berpikir UANG adalah akar dari segala kejahatan.
Menurut Siebold, di komunitas berpenghasilan rendah memiliki rasa malu tertentu yang datang bersama dengan “keinginan menjadi kaya”. Rata-rata mereka memiliki pemikiran bahwa orang yang bisa menjadi kaya hanya mereka yang beruntung atau tidak jujur. Sementara orang yang benar-benar kaya tahu bahwa meski memiliki uang tidak menjamin kebahagiaan, hal ini membuat hidup Anda lebih mudah dan lebih menyenangkan.

Orang kaya merasa harus bertindak, sementara rata-rata menunggu lotere.
Masyarakat rata-rata hanya pasrah dan menunggu keputusan Tuhan, pemerintah, bos, atau pasangan mereka. Saat mereka sedang memilih nomor atau menunggu sesuatu yang akan mengubah hidup, merekapun berdoa untuk kemakmuran, orang-orang kaya mengubah nasib mereka dengan bertindak.

Orang kaya merasa penting untuk memperoleh pengetahuan khusus, sementara orang biasa berpikir bahwa jalan menuju kekayaan butuh pendidikan formal.
Jangan salah, ternyata banyak pemain kelas dunia memiliki sedikit pendidikan formal. Mereka mengumpulkan kekayaan melalui serangkaian akuisisi dan penjualan yang datangnya dari pengetahuan khusus. Sementara itu, orang biasa yakin bahwa gelar master dan doktor adalah cara untuk mencapai kekayaan.

Orang kaya bermimpi akan masa depan, sementara orang biasa merindukan kebahagiaan mereka di masa lalu.
Orang-orang yang percaya bahwa hari-hari terbaik yang mereka miliki sudah lewat, jarang sekali kaya. Mereka ini seringkali berjuang dengan ketidakbahagiaan dan depresi. Sedangkan orang kaya berani bertaruh pada diri mereka sendiri untuk suatu proyek impian, tujuan, dan ide-ide masa depan yang tidak diketahui sebelumnya.

Orang kaya mengikuti gairah mereka, sementara rata-rata orang mendapatkan uang melakukan hal-hal yang tidak mereka cintai.
Pekerja kelas menengah seringkali memilih pekerjaan yang tidak mereka nikmati karena mereka membutuhkan uang. Mereka telah dilatih di sekolah dan dikondisikan oleh masyarakat untuk hidup di dunia yang berpikiran linear. Sedangkan orang kaya melakukan apa yang mereka sukai dan menemukan cara untuk mendapatkan pendapatan darinya.

Orang kaya siap menghadapi tantangan, sementara orang biasa menetapkan harapan rendah sehingga mereka tidak akan pernah kecewa.
Para psikolog dan ahli kesehatan mental sering menyarankan orang untuk menetapkan harapan yang rendah bagi kehidupan mereka untuk memastikan mereka tidak kecewa. Tetapi kenyataannya tidak ada yang pernah menjadi kaya dan hidup sesuai impian mereka tanpa adanya pengharapan yang besar.

Orang kaya lebih suka dididik daripada dihibur, sementara orang biasa lebih suka dihibur daripada dididik.
Orang kaya tidak berinvestasi melalui pendidikan formal, mereka menghargai pentingnya belajar selama dan setelah kuliah selesai. Ketika Anda masuk ke rumah mereka, satu hal yang mungkin akan Anda temukan adalah perpustakaan yang luas berisi buku-buku yang akan mendidik mereka tentang cara menjadi lebih sukses. Sedangkan kelas menengah membaca novel, tabloid, dan majalah hiburan.

Orang kaya fokus untuk menghasilkan, sementara rata-rata akan fokus pada menabung.
Siebold juga berteori bahwa orang kaya fokus pada apa yang akan mereka peroleh dengan mengambil risiko, bukan hanya menyimpan apa yang mereka miliki. Mereka ahli memfokuskan energi dan mental mereka pada perolehan uang besar.

Orang kaya tahu bahwa mereka harus mengambil risiko, sementara rata-rata bermain aman dengan uang.
"Semakin kaya" adalah semboyan dari orang kaya. Setiap investor akan kehilangan uang pada setiap kesempatan, tetapi mereka tahu bahwa apapun yang terjadi, mereka akan selalu menghasilkan lebih banyak. Itu sebabnya, orang-orang seperti Donald Trump pergi dari orang kaya menjadi orang miskin dengan hutang $9 miliar dan kembali bahkan lebih kaya dari sebelumnya.

Orang kaya menemukan kenyamanan dalam ketidakpastian, sementara orang biasa ingin menjadi nyaman.
Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosional adalah tujuan utama dari pola pikir kelas menengah. Sedangkan orang kaya belajar sejak awal bahwa menjadi seorang orang kaya tidak mudah. Mereka belajar untuk menemukan kenyamanan justru ketika beroperasi dalam keadaan ketidakpastian.

Sumber: https://id.berita.yahoo.com (08/08/2014)

0 komentar: