PROKRASTINASI. Aku sudah lama mengenal mengenal istilah ini, tapi baru ngeh beberapa waktu belakangan ini saja lantaran "penyakit' ini tiba-tiba melanda diriku. Padahal sudah lama tahu bahwa tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan waktu. Emm... maksudku harga untuk sang waktu tidak bisa dibandingkan dengan apapun.
Biasanya ini baru terasa kalau kita sudah terjebak oleh dateline yang mepet. Pada saat itu pasti kita baru sadar kalau waktu kita yang kemarin-kemarin ternyata hanya terbuang sia-sia.


Di dunia ini cukup banyak orang yang suka menunda-nunda pekerjaan atau sering disebut prokrastinasi (ini dari bahasa latin, pro artinya gerakan maju dan crastinus artinya milik hari esok). Alasannya banyak, biasanya hanya karena malas, tapi ternyata ada yang lebih serius dari itu.

Sebuah pekerjaan memiliki konsekuensi penyelesaian yang memerlukan waktu, energi, dan sangat terpengaruh oleh suasana hati. Beberapa jenis pekerjaan akan memiliki "beban" masing-masing untuk menyelesaikannya. Beban inilah yang akan menentukan seseorang akan membuat semacam skala prioritas untuk penyelesaian beberapa pekerjaan tadi.

Pada orang yang sedang dilanda prokrastinasi, skala prioritas tentunya akan memilih tingkat kesulitan yang paling rendah dengan beban yang paling ringan untuk didahulukan. Nah, kadang kala kita belum sampai mengerjakan pekerjaan dengan prioritas terakhir tapi sudah tidak punya waktu lagi untuk mengerjakannya. Pekerjaan ini menjadi seakan-akan mustahil untuk dikerjakan. Tentu saja disini terjadi kesalahan dalam penyusunan skala prioritas, karena skala prioritas yang dimaksud dibuat secara tidak sadar atau sekedar sambil lalu. Jadi yang tidak ada disini adalah soal kesungguhan.
Aku hanya ingin mengajak diriku sendiri, mungkin juga Anda, agar sadar dan bangkit dari keterpurukan akibat kebiasaan buruk yang hanya bisa dilawan dengan kesungguhan.
Banyak sudah orang membuktikan bahwa kesungguhan menjadi kunci sukses atas segala sesuatu. Sebenarnya tidak sulit, kita 'kan sudah diajari memulai sesuatu dengan niat, trus pelaksanaannya otomatis ya dengan kesungguhan. Tapi entah pikiran apa yang selalu memandang suatu pekerjaan menjadi tanpa prioritas, padahal penting.

Ya, hidup ini memang majemuk, multifaktorial. Tiap orang memiliki masalah yang berbeda-beda meskipun menghadapi masalah yang sama, termasuk prokrastinasi. Pada orang-orang tertentu, suasana hati yang tidak baik bisa jadi juga karena kesehatan yang sedang bermasalah. Banyak juga sebabnya. Kalau mood sedang baik, semangat juga baik. Dengan begitu pekerjaan apapun akan diselesaikan dengan tuntas. Bahkan pekerjaan yang sulit menjadi tantangan. Pekerjaan yang ringan tapi monoton juga bisa membuat kita tidak produktif. Suasana kerja perlu diciptakan sedemikian rupa. Hanya kita sendiri yang tahu bagaimana membuat tempat kerja kita bisa menjadi sumber inspirasi dalam menunaikan pekerjaan.

Termasuk hubungan interpersonal di tempat kerja. Bagaimana hubungan kita dengan atasan, ini yang sering terjadi masalah. Hubungan dengan rekan kerja yang lain, juga hubungan dengan bawahan harus bisa tercipta secara harmonis.

Semuanya dimulai dari diri sendiri. Tidak bisa memaksa orang lain sebelum diri sendiri memulainya. Kalau kita tidak mau disuruh-suruh orang lain, suruhlah diri sendiri. Kalau kita sudah bisa memimpin diri sendiri, barulah kita bisa memimpin orang lain.
Apa sih sebenarnya yang kita cari? Uang? Kedudukan? Kasih sayang? Semua itu akan datang sendiri kalau kita sudah bisa tampil dengan suatu karakter pemimpin dalam diri kita.

Jadi, sekarang apa nih? Masih mau menunda pekerjaan?

0 komentar: