Halo?
Apa kabar para sahabat yang seksi dan seksi sekali?
Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu dilimpahkan buat kita semua, di awal bulan Mei yang indah dan seksi ini. Seiring rasa syukur yang selalu kita panjatkan dimanapun kita berada. Karena hanya dariNya lah, segala cinta dan kasih sayang bersumber dan berlimpah berupa anugerah yang tak terhitung jua. Fiuuh....

Kali ini saya nggak akan ngomong pakai bahasa metafora dulu deh. Beberapa postingan terakhir memang sarat metafora, sampai kalian kira ini blognya manusia planet mana, gitu. Tapi saya juga nggak akan pakai bahasa tinggi, bahasa dewa, bahasa politik dan hukum yang biasa menggunakan kata "dan/atau", bahasa hewan yang sama sekali saya sendiri nggak ngerti, pokoknya bahasa yang bikin kalian nggak bingung aja lah! Yang jelas bukan bahasa galau ya? Apalagi namanya kalau bukan: bahasa cinta. Ciee... preeetz!

Jujur kalau lagi ngomongin bahasa, nih, jadi inget bahwa kita dulu kan dididik buat bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, yach? Tapi nggak ngerti kenapa kita cenderung males pakai bahasa resmi itu. Mungkin kalau kita lagi bikin makalah ilmiah atau artikel formal, bolehlah kita makek bahasa itu. Bahkan wajib! Tapi kalau buat dipakai di dunia pergaulan ala social media macam blog gini ya sebaiknya pakai bahasa slang aja kan lebih nyantai, nggak terlalu serius, tapi bukan berarti bahasannya nggak penting. Ya kan? Kayak gini penting? Penting apanya? Ya penting bagi yang berkepentingan lah. Masa' penting dari Hongkong? Kok nggak nyambung ya?

Oke, kembali ke laptop deh. Eh, ngomong-ngomong saya udah lama nggak nonton Tukul Arwana tampil di Bukan Empat Mata. Apa programnya sudah nggak ada ya? Maklumlah, saya kan nggak punya televisi? Hehehe... bukan berarti nggak punya pesawat televisi, hanya saja channelnya nggak ada. Udah diputus! Gara-gara saya nggak bayar langganannya. Hehe... jujur banget ya, saya? Tapi don't try this at home, ya? Ini contoh yang buruk! Jangan ditiru!

Saya memang udah beberapa kali nunggak bayar langganan teve satelit lantaran saya merasa nggak pernah nonton. Sebenarnya yang nonton anak saya, tapi mereka jadi demen nonton tivi dan nggak imbang sama waktunya buat belajar. Jadi saya blokir aja tivinya. Jadinya tuh tivi nggak ada yang nonton. Buat apa bayar kalau nggak pernah nonton? Rugi donk gue? Akhirnya kurelakan langganan tipi satelit itu diberhentikan dengan hormat. Daripada tetap saya pertahankan tapi nggak pernah saya bayar ntar malah kena jeratan hukum? Urusannya bisa panjang, bisa masuk penjara gara-gara nggak nonton tipi! Lebay nggak sih?

Baiklah, mari kita kembali ke pokok bahasan yang dari tadi belum kebahas sama sekali. Dari tadi cuman judulnya doank yang menarik, menebar cinta, tapi nggak ada cerita cintanya juga. Apalagi menariknya, makin nggak ada! Makanya mari kita sekarang sama-sama menebar cinta. Burrrr....! Aseeek....!

Sahabatku yang seksi dan seksi sekali,
Dalam hidup ini kita dianugerahi rejeki yang banyak sekali. Rejeki ini bukan hanya dalam bentuk duit saja. Bahkan dengkul inipun anugerah yang tak terhingga. Bayangkan kalau kita nggak punya dengkul? Kaki kita lurus dari paha sampai ke tumit, apa jadinya? Kita nggak bisa duduk! Capek kan? Makanya jangan malu-malu memulai sesuatu dengan hanya bermodal dengkul doank. Modal utama kita ternyata semangat dan harapan. Adakah yang masih memelihara semangat dan harapan di awal bulan yang indah ini? Di balik dengkul yang perkasa terdapat semangat dan harapan yang membahana dan luar biasa. Tepuk tangan!!!

Rejeki juga kita terima dalam bentuk kepercayaan. Dengan kepercayaan itu kita bisa melakukan banyak hal. Bahkan tak heran kalau kita lantas diangkat menjadi orang kepercayaan. Dalam arti kita menduduki jabatan atau posisi tertentu di lingkungan kita masing-masing. Manfaatkan kepercayaan itu dengan baik. Jangan disalahgunakan. Jangan dipakai buat main curang, korupsi, nepotisme, koncoisme dan saudaraisme! Percayalah, keadilan selalu terbentuk oleh prinsip hukum keseimbangan alam. Roda dunia terus berputar, Sayang!

Anugerah yang diberikan kepada kita bukan saja dalam bentuk harta dan tahta, seperti yang sudah disinggung di atas. Anugerah juga dalam bentuk ilmu pengetahuan dan pengalaman. Berbahagialah kita yang memiliki segudang ilmu, itu tandanya pintu hati kita telah dibuka, sehingga cahaya itu bisa masuk ke dalam relung-relung hati. Ups... ini bahasa metafora ya? Sori! Gini loh, kan kita diwajibkan untuk menuntut ilmu dari buaian hingga ke liang lahat? Inget nggak? Jadi mencari ilmu itu wajib hukumnya untuk dilakukan sejak dari taman kanak-kanak hingga taman makam pahlawan. Kalau sudah punya ilmu buat apa? Ya diamalkan. Ilmu yang baik akan ditranslit menjadi amal perbuatan yang baik, jadilah amal sholeh. Gitu lho, ini kata pak ustadz!

Kalau ilmunya enggak baik ya sebaiknya nggak usah diamalkan lah! Sebenarnya ada nggak sih ilmu yang nggak baik? Pengamalannya yang nggak baik, bisa jadi. Kalau ilmunya biasanya murni. Contohnya gini, misalnya ada ilmu baru nih, gimana caranya njebol pintu. Misalnya kita tahu cara njebol pintu. Lantas kita mengamalkannya buat njebol pintu rumahnya orang buat nyolong harta di sana. Itu pengamalan yang nggak baik. Emang bisa jadi baik? Bisa saja. Misalnya kita lagi nolongin anak kecil yang terjebak dalam suatu kebakaran rumah, lantas kita terpaksa njebol pintu. Beda, kan?

Nah, makanya kalian harus hati-hati dalam membagi ilmu. Ilmu tentang "trik menjebol pintu" biasanya berpotensi buat disalahgunakan. Makanya hati-hati dalam menyebarkannya. Bisa jadi ilmu ini dianggap "ilmu enggak baik" tadi, padahal pengamalannya yang enggak baik.

Disini penekanannya adalah bahwa ilmu pengetahuan itu pemanfaatannya ada dua, yaitu untuk diamalkan dan untuk dibagikan. Seperti blog ini sebenarnya adalah media buat berbagi ilmu, berbagi kata-kata. Pengamalannya terserah yang baca, mau diamalkan dengan baik ya sukur, mau disalahgunakan ya monggo! Risiko tanggung sendiri! Udah pada dewasa kan?

Kalau masih anak-anak dilarang keras baca deh! Kalau yang sudah abege boleh lah. Saya juga kan masih abege. Hehehe... abege labil pula! Hahaha....

Okey, sampai disini kita sudah bahas anugerah yang pantas kita syukuri di hari ini, yaitu anugerah dalam bentuk tiga, yaitu: harta, tahta dan kata-kata (ilmu). Ada satu lagi yang akan kita bahas terakhir yaitu: cinta. Biasanya orang suka bahas tentang harta, tahta dan wanita. Tapi di dalam blog yang indah dan seksi ini saya lebih memilih membahas harta, tahta, kata dan cinta. Inget itu, empat -ta!

Banyak orang yang dianggap kaya itu yang memiliki limpahan harta dan tahta. Padahal tak jarang orang yang kaya itu justru nggak punya kata dan cinta. Idealnya memang kita memiliki keempat-empatnya. Tapi tak ada manusia yang sempurna. Kalaupun kalian sedang tidak punya harta, apalagi tahta, maka kalian masih punya kata dan cinta.

Belum lagi kalau kalian masih merasa bodoh, sekolah belum selesai, sering tidak naik kelas, drop out, nggak punya ilmu buat dibanggakan, ya sudah! Tinggal cinta yang kalian punya itulah, manfaatkan!

Jadi tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik, kan? Mau sedekah masih harus nunggu kaya harta. Mau berbuat baik harus nunggu dapat tahta tertentu. Mau jadi ustadz yang jago ceramah nyebar ilmu, harus sekolah dulu. Lalu kapan berbuat baiknya? Pakailah yang namanya "menebar cinta" ini.

Tapi ini bukan jurus pamungkas yang hanya boleh dilakukan oleh orang yang tidak punya apa-apa lho ya? Semua orang punya yang namanya cinta ini. Hanya saja tidak setiap orang mengetahui kehadiran cinta itu di dalam hatinya. Oh, Cinta! Hadirlah dirimu di dalam hatiku...!
I love you...!
I miss you....!

Mmmmmmuach!
*Ngaco!

Ada banyak cara buat menebar cinta. Yang penting lakukan dengan ikhlas. Nggak usah mikirin "Untung gue apa?" Pokoknya lakukan saja. Manfaatnya pasti akan kalian petik setelahnya. Dengan sendirinya kalian menemukan sesuatu yang tidak terduga, misalnya. Kadang tidak terasa segala urusan kalian menjadi lancar. Itu juga berkat cinta yang kalian sebarkan tadi. Menebar cinta itu akan membuat diri kita dikelilingi semacam energi positif, dalam bentuk aura atau apalah... pokoknya sesuatu yang tak terlihat. Yang jelas dia selalu dicatat sama malaikat. Kalian tak akan pernah rugi karenanya.

Sudah nggak sabar ingin tahu contohnya? Oke ini saya beberkan beberapa contoh. Ini juga bukan buah pikir saya sendiri, tapi saya sudah adaptasi dari berbagai sumber. Biar kalian terbuka hatinya dan memahami bahwa banyak yang bisa kalian lakukan. Ini dia diantaranya:

  • Beli koran di pedagang asongan dengan uang lebih, tapi nggak usah minta kembalian. Jangan malah sebaliknya, uangnya kurang kamu ngacir aja!
  • Ucapkan salam dan terima kasih (sambil tersenyum manis, tentunya) saat dilayani oleh penjaga pintu tol. Jangan cuman sama petugas yang cewek cantik doank.
  • Saat makan di resto fried chicken, bungkus paket menu (boleh yang termurah) dan berikan ke anak jalanan yang suka mangkal di depan resto tersebut.
  • Pijitin bokap yang baru pulang kantor. Tapi biasanya kalian dicurigain ada maunya kalau nggak biasa. Kalau nggak, keenakan. Besok-besok minta dipijitin lagi. Ya sudah! Risiko!
  • Sempatkan ngobrol sebentar dengan office boy atau penjaga kampus mengenai kehidupan pribadi mereka, misalnya udah punya pacar apa belum, gimana kabar anaknya, dan lainnya.
  • Cari tahu siapa teman yang lagi berulang tahun (misalnya via Facebook), lalu telepon dan ucapkan selamat langsung kepada mereka. Dijamin lebih berkesan daripada sekadar ngucapin di wall-nya
  • Kumpulkan tulang dan daging sisa makan kita, lalu kasih ke anjing/kucing tetangga.
  • Bantu memasukkan belanjaan ibu-ibu yang mau naik angkutan umum. Nggak usah minta upah!
  • Minta satu kaos milik bokap yang sudah jarang dipakai, kasih ke penyapu jalan.
  • Ajak ortu nonton film di bioskop. Tapi kira-kira film yang cocok apa, jangan asal-asalan. Kalian ajak nonton horor ntar jantungnya kumat bisa bahaya. Kalian ajak nonton transformer bolehlah.
  • Minta si mbok untuk berdandan cantik, lalu foto dan cetak beberapa yang hasilnya bagus.
  • Kalau lagi di Swalayan, kembalikan barang yang nggak jadi kita beli ke rak asalnya.
  • Puji teman yang baru saja potong rambut.
  • Nggak pelit senyum pada pembersih toilet di mal.
  • Bungkus nasi dan sedikit lauk untuk pemulung yang suka lewat di depan rumah.
  • Isi pengharum mobil bokap yang sudah habis.
  • Mengirim e-card untuk si dia meski nggak ada momen khusus.
  • Bantuin nyokap atau si mbok masak sambil ngobrol ngalor-ngidul di dapur.
  • Dari sebatang cokelat yang dibawa, cukup makan sepotong lalu bagikan sisanya ke teman.
  • Biarkan ibu tua yang mengantre di belakang kita untuk membayar duluan di kasir bila belanjaannya sedikit. Tenaga mereka untuk berdiri lama sudah nggak sekuat kita yang masih muda.
  • Diam-diam mengisi pulsa untuk ponsel adik yang sudah habis via voucher elektrik,
  • Temani teman yang lagi patah hati.
  • Tahan pintu lift saat melihat ada orang lain yang ingin masuk.
  • Bantu teman menyebar kuesioner untuk bahan skripsinya.
  • kirim foto-foto jaman culun dulu dan kirim via e-mail ke sahabat kita yang berada di luar negeri.
  • Kirim surat pembaca ke koran nasional bila merasa puas dengan pelayanan suatu instansi.
  • Jika semprotan air di toilet umum semburannya terlalu kencang, kecilkan agar pengguna setelah kita nggak perlu terkaget-kaget juga.
  • Bawa kamera ke kawinan teman, lalu ambil sebanyak mungkin foto si pengantin dari berbagai angle dan burn hasilnya ke CD. Dijamin 100% teman kita akan sangat berterimakasih. Maklum, hasil jepretan fotografer resmi biasanya baru jadi beberapa bulan kemudian.

Tuh, yang lain kalian kembangkan sendiri deh. Capek ngetiknya!

0 komentar: