Ada beberapa orang yang diam-diam menjadi idola saya. Diam-diam pula saya ingin seperti dia. Ada banyak hal bisa diteladani dari orang-orang ini, baik dari sikapnya, perilakunya, tutur katanya, tindak-tanduknya, semuanya! Bahkan sampai pada pilihan kata-kata yang diucapnya pun saya suka menirukannya. Mereka semua bukan tokoh-tokoh terkenal saat ini, mungkin calon tokoh. Jadi kalau saya ingin meniru mereka dan berharap bisa seperti mereka, itu masih sangat wajar dan tidak mustahil. Ada yang lebih muda dari saya, ada yang lebih tua. Tentu saja mereka masih manusia yang memiliki kelemahan, tapi itu bukan bagian yang ingin saya tiru. Pernah juga ada sikapnya yang tidak saya suka, tapi nilai positifnya masih bisa menutupi kelemahan itu.

Saya menyebut mereka Sang Begawan. Saya anggap Begawan adalah orang berilmu yang mampu mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Terserah apa kata Kamus Bahasa Indonesia, yang jelas saat ini saya mempersepsikannya seperti itu. Orang berilmu, tentunya sangat baik untuk jadi sumber rujukan setiap pertanyaan. Dan saya yakin, dia tidak akan bohong dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan saya karena dia mengamalkannya dalam kehidupan nyata sehariannya.

Setidaknya ada tiga orang Begawan, yang selalu tersenyum menatap hidup. Begawan yang satu, saya temui pertama kali di Ternate, Maluku Utara. Begawan yang saya anggap serba bisa ini memang paling susah ditiru. Keserbabisaannya itu tidak dimiliki setiap orang. Banyak hal-hal yang dia katakan tidak jauh dari apa yang dia lakukan. Sepertinya “Say what you did, do what you said” adalah ungkapan baginya. Dia malah tidak pernah membuat ungkapan itu, itu istilah saya sendiri. Tapi memang cocok ungkapan itu untuknya. Tampilannya boleh juga, meskipun konon ada yang bilang dia tidak suka tampilan yang formal, tapi justru yang kulihat dia selalu formal. Ah, tampilan tidak penting! Tampilanku bagaimanapun juga tidak akan bisa seperti dia. Soal tampilan aku punya Begawan lain yang bisa ditiru.

Begawan yang ini memang trendi. Bentuk badannya hampir-hampir mirip denganku: kurus dan kurang berisi. Jarang seorang laki-laki kurus bisa kelihatan macho seperti dia ini, entah apa jurusnya. Pilihan baju memang menentukan. Dulu saya beranggapan bahwa baju yang sedikit longgar bisa menutupi kekurusanku, biar tampak sedikit berisi! Tapi malah salah! Kulihat dia mengenakan pakaian yang pas di badannya, memperlihatkan kurusnya, malah tampak keren rupanya. Selain penampilan, ilmunya boleh juga. Pintar sekali rupanya dia. Tak jarang saya dibuat kagum mendengar dia bicara sesuatu hal yang tidak terpikir oleh saya. Sesuatu hal yang memang seharusnya begitu.

Masih ada beberapa begawan, tapi cukup satu lagi yang akan saya ceritakan. Karena begawan yang lain memiliki sifat yang hampir-hampir sama. Begawan ini seorang pendiam. Sekilas seperti orang tidak berilmu. Sosoknya tidak menonjol dan cenderung rendah hati. Tapi sekali ngomong, memberi nasihat atau pendapat, mantap! Kalau sedang akrab, ngomongnya makin jauh ke hal-hal yang tidak dapat saya raih. Semakin mendetil! Tapi intinya dapat saya tangkap, selebihnya saya buang. Baru kalau saya perlukan, saya tanyakan kembali. Begawan ini cukup mampu menjadi seorang penasihat spiritual yang handal.

Bicara tentang orang yang dikagumi memang seolah-olah hampir tiada pernah ada buruknya. Tapi jujur saya katakan, ketiga Begawan yang saya ceritakan tadi tetap memiliki kelemahan. Bahkan ada sifat-sifat yang saya tidak suka dari mereka. Tapi biarlah kelemahan itu hanya menjadi miliknya, bukan sesuatu yang perlu diungkit-ungkit.

Saya ingin sesekali menyisihkan waktu untuk berdoa bagi mereka, agar kebahagiaan selalu ada di samping mereka semua. Agar mereka senantiasa tersenyum. Tetaplah tersenyum!

0 komentar: